Chapter 58 (Pemikiran Farez)

617 54 10
                                    

*****

Rombongan mobil itu memasuki resort, kemudian orang-orang dari dalam mobil langsung bergegas keluar dan menuju tempat yang sudah ditunjukkan sebelumnya.

Sedangkan di sisi lain, Barra dan yang lain kembali mengecek kamar mereka yang sudah terbakar di bagian sampingnya. Barra tidak mau menunggu di klinik, karena bosan. Butuh waktu berapa jam agar keluarganya sampai.

"Barang-barang kita gimana Rez?" Tanya Barra pelan.

Farez menoleh, kemudian mengeratkan jaket yang ia pakaikan ke tubuh Barra, "Itu sayang, untungnya nggak sampe ke bagian dalem. Jadi barang-barang kita aman," ucapnya sambil menunjuk ke beberapa barang yang diletakkan di samping pagar pembatas.

Barra memandang Farez yang terlihat menatap kosong ke arah bangunan kamar yang terbakar itu. Dirinya sangat yakin, jika kekasihnya itu pasti akan memikirkan banyak hal. Mungkin kelihatannya Farez adalah pria yang cuek dan dingin, tapi kenyataannya Farez adalah orang yang pemikir dan akan memikirkan hal sekecil apapun. Berbeda dengan dirinya yang menanggapi apapun dengan santai.

"Yang?" Panggil Barra sambil menggenggam tangan Farez erat.

"Hmmm?" Gumam Farez dan menatap Barra lembut.

Barra tersenyum, "Aku udah nggak papa, senyum dong."

Mau tak mau Farez pun tersenyum, kemudian kembali memeluk tubuh Barra erat, "Aku masih takut."

"Aku beneran udah nggak papa, Sayang," ucap Barra.

"Barra!!"

Teriakan seorang wanita membuat keduanya terkejut dan menoleh, "Ya ampun ke sini semua," lirih Barra.

Bagaimana tidak, Ayahnya dan orang tua Farez ikut menjemput. Terlihat Yuwa dan Dareen yang juga ikut di belakang. Barra tersenyum, ketika sang Mama terlihat berlari kecil kemudian memeluk dirinya, "Ya ampun Barra. Kamu nggak papa nak?"

Barra ikut mengeratkan peluk dan mengangguk, "Barra nggak papa, Ma."

"Tadi katanya sempet pingsan?"

"Iya, tadi ngehirup asap banyak. Sama panik, jadinya sampe pingsan, tapi Barra udah aman Ma," ucap Barra pelan.

Kirana melepaskan peluknya, kemudian mengelus kepala dan pipi Barra. Farez tersenyum kecil melihat kasih sayang yang diberikan ibunya pada kekasihnya itu. Terlihat juga Niko dan yang lain, ikut mendekat ke arah mereka.

"Eh itu Mamanya Barra?" Bisik salah satu pada Ce dan Alisa.

Ce menggeleng, "Setahu gue, Barra udah nggak ada Ibu. Tinggal sama Ayahnya doang, itu Ibunya Farez kayaknya."

"Udah kayak anaknya sendiri," lirih Alisa.

"Gitu si Zii sama Bella pengen rebut Farez? Ya kalah lah. Levelnya bener-bener di bawah Barra," ucap salah satunya sambil melirik ke arah Bella dan Zii yang berdiri tak jauh dari sana. Kedua wanita itu terlihat memandang adegan di depannya dengan tatapan tak suka. 

Barra kemudian beralih pada Ayahnya, Bram terlihat memeluk putranya itu erat, "Anak nakal ini hmm, selalu bikin Ayah khawatir," ucapnya sedikit bercanda, tentu saja untuk menutupi rasa khawatirnya.

Barra tersenyum dan mendongak, "Maaf ya, yah. Bikin khawatir."

Setelah itu, Barra beralih pada Yuwa yang terlihat seperti habis menangis, "Lu ngapain nangisin gue??"

Yuwa tersentak, "Siapa yang nangis!? Pede banget lu!" Bantahnya

"Itu!" Tunjuk Barra pada mata sembab Yuwa.

"Nggak ya! Gue kelilipan!"

"Bohong banget, tadi yang nangis di mobil siapa?? 'Barra gimana ya?', 'Barra nggak papa kan?', 'Siapa yang jahatin Barra?', gitu..." ledek Dareen membuat Barra tertawa kencang.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang