Chapter 23 (Menyerah)

725 57 9
                                    

****

Kris berusaha menghubungi nomor Barra berulang kali, namun tidak ada jawaban sama sekali. Begitu juga Cashel dan Yuwa, mereka berusaha mengirimkan pesan. Mereka bertiga sudah datang ke asrama, tapi Barra sama sekali tidak ingin membukakan pintu.

Saat ini ketiganya tengah berkumpul di depan gedung asrama. Awalnya mereka ingin menunggu kedatangan Barra di kampus, namun ternyata Barra tidak datang dan melewatkan kelas.

Kabar jika Barra kembali ke pub menjadi gosip panas. Banyak dari mahasiswa yang akhirnya menganggap, jika ini berkaitan dengan kerenggangan hubungan Farez dan Barra. Bahkan gosip tersebut melebar, muncul dugaan Barra yang berselingkuh atau bermain di belakang Farez.

Sebelumnya Yuwa sudah benar-benar emosi dan ingin mendatangi Farez. Namun berhasil dicegah oleh Ervin dan yang lainnya.

"Gimana ini, Barra nggak bisa dihubungin," ucap Cashel panik.

"Gue yakin kalau Barra ada di dalem, gue udah coba telpon om. Barra itu nggak pulang," ucap Kris meyakinkan.

Yuwa mendelik, "Lu bilang Ayahnya Barra?

Kris menggeleng pelan, "Tenang aja, gue belum cerita apapun. Gue cuma bilang mau minjem buku, tapi Barra nggak ada di asrama."

Yuwa menghela nafas pelan lega.

Mata Kris menerawang jauh, sebenarnya apa yang terjadi pada sepupunya ini. Kris yakin jika ini bukan karena pertengkaran biasa.

"Gue bingung, sebenernya kenapa sama Barra," ucap Cashel.

"Kenapa tadi kalian nggak ngebiarin gue ngelabrak Farez sih!" Protes Yuwa. "Biar dia tau rasa! Gue yakin Barra nggak ngapa-ngapain, tapi dia kenapa Deket lagi sama Indy?"

Cashel memejamkan matanya erat, "Gue ngira ini nggak sesederhana itu, Yu. Kita juga tau gimana bucinnya Farez sama Barra. Nggak mungkin dia tiba-tiba kayak gini."

"Kok lu ngebela Farez sih Shel!?" Sentak Yuwa.

"Gue nggak ngebela siapa-siapa! Gue cuma ngasih tau, kalau masalah ini bisa jadi nggak sesimple itu. Lu kok nggak bisa nyerna omongan gue sih Yu!" Ucap Cashel tak kalah emosi.

"Udah-udah! Kalian ngapain bertengkar sih! Kondisinya masih kayak gini, tolong dong!" Putus Kris.

Kris pun menghela nafas pelan, "Gue ngerti maksud Cashel, kayaknya emang ada yang nggak beres. Misal ini pertengkaran biasa, nggak mungkin mereka jadi saling ngejauh kayak gini. Kita mending pulang dulu. Percuma juga kita nunggu di sini, Barra nggak bakal mau nemuin kita."

Mau tak mau, akhirnya Yuwa dan Cashel menuruti masukan Kris. Daripada mereka ribut di sini. Mungkin nanti malam, mereka bisa kembali mencoba untuk menemui Barra.

****

Farez meremat ponselnya erat, dia sudah melihatnya. Melihat postingan itu, hati Farez serasa teriris. Air matanya jatuh, apa benar keputusan yang telah ia ambil ini?

Beberapa waktu lalu, setelah mengetahui postingan itu. Farez tak sengaja membuat berantakan meja belajarnya, hingga sempat membuat Ibunya khawatir. Farez beralasan jika tadi dirinya tengah mengerjakan sesuatu, hingga tak sengaja membuat meja di kamarnya rusak.

Namun kenyataannya, dia sendiri yang mengamuk karena emosi melihat postingan jika Barra kembali ke pub malam itu.

Sedangkan di ruang tamu, "Farez belum ngomong apapun sama Mama?"

Sang Ibu menggeleng, "Belum Pa. Mama juga khawatir. Farez balik kayak dulu lagi, Mama yakin ini ada hubungannya sama Barra," ucapnya sedih.

Bagaimanapun, Barra sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Kirana sangat menyayangi Barra. Dia khawatir, apalagi Barra juga tidak pernah menghubunginya lagi.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang