*****
"Ayah!!!" Teriak Barra sambil menuruni tangga.
Bram yang baru saja ingin bangkit dari sofa terkejut bukan main, "Apa Barra? Ngagetin aja!"
Barra tersenyum lebar dan memeluk tubuh Ayahnya itu erat, "Barra kangen tau!"
Bram hanya tersenyum kecil, "Lagi ngerayu Ayah kan kamu? Perasaan Ayah ke luar kota cuma dua hari, biasanya ditinggal seminggu juga nggak papa."
Barra melepaskan pelukannya, "Ayah nih, pikirannya jelek terus sama Barra!"
Bram tertawa kecil.
"Lagian biasanya kalau ditinggal Ayah, Barra ada temen. Sekarang sendirian," rengut Barra membuat Bram menatap datar.
"Kaaaan, gara-gara nggak ditemenin Farez aja ini. Makanya bilang kangen Ayah," ledek Bram membuat Barra makin merengut. Sebelum akhirnya mendorong tubuh Sang Ayah ke arah ruang makan, "Barra capek Yah, ternyata kerja tuh lebih capek ya....."
Bram tersenyum dan mengusak rambut Barra pelan, "Baru juga seminggu masuk kerja, masa udah capek sih, hahahahaha."
"Belum kebiasa," ucap Barra lalu duduk di kursi dan bersiap mengambil makanan.
"Nanti juga terbiasa Nak, terus gimana Farez. Kerjaannya lancar juga?" Tanya Bram.
"Lagi dapet proyek agak gede dari Brand makanan gitu Yah, jadi beberapa hari terakhir sibuk banget dia," rengut Barra membuat Bram terbahak. Yakin sekali jika putra semata wayangnya ini sedikit terkejut dengan keadaan yang ia jalani sekarang. Terbiasa setiap hari dimanjakan dan ditemani oleh Farez, lalu sekarang harus berusaha menjalani kehidupan dan kesibukan masing-masing.
"Sabar ya Nak, sekarang kalian berdua udah ada di fase kehidupan yang sebenarnya. Hubungan kalian akan benar-benar diuji di fase ini, terbiasa setiap hari bareng terus sekarang ketemunya bisa sampai seminggu sekali. Nanti cintanya masih ada apa nggak... Luntur apa nggak.. " petuah Bram.
Barra menatap Sang Ayah sesaat sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk, "Iya Yah."
"Lagian habis ini kan udah tinggal serumah, sabar dikit dong," ledek Bram membuat Barra tersipu, wajah seputih susunya memerah padam membuat Bram terbahak sejadinya.
Keduanya lalu melanjutkan makan dalam diam, sampai suara bel pintu mengejutkan keduanya.
"Siapa dateng pagi-pagi?" Tanya Barra penasaran. Sedangkan Bram hanya mengendikkan bahunya, menatap Bibi Tam yang berjalan cepat ke arah pintu depan.
"Den Barra..."
"Iya Bi?"
"Itu, di depan ada Den Farez," ucap Bibi Tam membuat Barra seketika tersenyum lebar. "Udah Bibi suruh masuk ke ruang tamu ya Den..."
Dengan begitu Barra langsung bangkit dan berlari ke arah ruang tamu, meninggalkan Bram yang terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya.
Farez yang tengah menunduk dan sibuk dengan ponselnya tersentak ketika tiba-tiba ada yang memeluk lehernya dari belakang, "Farez!!"
"Hey...., lagi sarapan ya?" Tanyanya gemas sambil menepuk tangan Barra pelan. Barra melepaskan pelukannya, sedangkan Farez bangkit dan berakhir tubuhnya yang dipeluk erat oleh Barra, ia tertawa kecil dan mengecup pelipis Barra pelan.
Farez yakin tunangannya ini pasti masih berusaha beradaptasi dengan kondisi mereka sekarang yang jarang bertemu.
"Kok ke sini pagi-pagi?" Tanyanya sambil melepas peluk.
"Kerjaan lagi nggak seberapa numpuk, jadi aku mau nganterin kamu kerja," ucap Farez membuat Barra tersenyum makin lebar.
"Beneran ya??" Ucapnya sumringah.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...