*****
"Kamu yakin sama ini hmm?" Tanya Farez memastikan lagi.
Barra mengangguk dengan penuh semangat, "Yakin dong sayang. Kenapa harus gak yakin coba? Masa aku nggak percaya sama kamu?" Tanyanya meledek.
Farez memandang ke arah lain tak habis pikir, "Aku yang nggak yakin. Mana bisa aku kayak gitu, kalau kelihatan gimana?"
Barra tertawa kecil, kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Farez, menangkup pipi kekasihnya itu, "Jangan gitu dong mukanya, pasti bisa."
"Kamu yakin banget itu gimana cerita coba, hmm!?" Tanya Farez gemas, ia menggelitik pinggang Barra kencang.
"Hahahahaha, Rez! Geli! Hahahaaha," pekik Barra sambil meronta di pangkuan Farez.
"Gemes banget aku sama kamu! Bisa-bisanya aku yang disuruh kayak gitu!" Ucap Farez masih terus mengerjai kekasihnya itu.
Barra yang kesal pun menggerakkan pinggul dan bokongnya perlahan, "Berhenti nggak!" Tubuh Farez berjengit, menghentikan aksinya dan menahan tubuh Barra, "Barra!"
"Salah sendiri nggak mau berhenti," Barra kemudian melirik jam dinding, "Mau aku manjain bentar nggak?" Ucapnya jahil meremat kejantanan Farez pelan. Sontak Farez mendelik, "Barra stop!"
Barra masih bertahan dengan aksinya, jangan lupakan senyum jahil dan nakalnya itu. Farez yang gemas pun segera memutar posisi dan membuat Barra telentang di atas sofa kamar mereka.
"Aduh Rez!" Pekik Barra membuat Farez terkejut. Bisa ia lihat Barra yang memegangi belakang kepalanya karena terantuk pegangan sofa.
"Ya ampun, Babe. Maaf!" Pekik Farez kemudian segera memeluk tubuh dan mengelus belakang kepala Barra pelan.
"Sakit...." lirih Barra tertawa kecil. Farez masih terus mengecupi kepala Barra, "Maaf sayang." Tangannya mengusak rambut kekasihnya itu lembut.
Sedetik kemudian keduanya tertawa karena tingkah konyol mereka pagi ini.
******
Farez dan Barra berjalan beriringan melintasi koridor kampus, dengan Farez yang fokus pada ponsel. Sedangkan Barra sendiri mengamati sekitar, hingga matanya mendelik melihat pemandangan di depannya.
"Yang..." lirihnya memanggil Farez.
Farez pun menoleh, "Hmm?"
"Tuh!" Tunjuk Barra sambil menunjuk ke arah belokan koridor dengan dagunya. Farez akhirnya ikut melihat ke arah yang ditunjuk oleh Barra. Terlihat Sakti dan Kris yang tengah berjalan bersama, jangan lupakan tangan Sakti yang menggandeng tangan Kris erat.
"Aku masih nggak yakin," lirih Barra. "Apa yang Sakti lakuin ke sepupu aku, aku bisa lihat wajah tertekan Kris," lanjutnya.
Farez menepuk pelan punggung Barra beberapa kali, "Sayang, kamu kontrol emosi dulu ya. Jangan keburu marah-marah sama mereka, coba bersikap biasa aja ya."
Barra menatap Farez sesaat kemudian menghela nafas pelan, "Hmmm iya..."
"Kris?" Sapa Barra dan membuat Kris tersenyum. "Barra!" Jawab Kris.
Mau tak mau Barra pun ikut tersenyum pada Sakti, begitu juga dengan Farez.
"Kalian mau ke mana?" Tanya Sakti pada keduanya.
Barra terdiam, Farez yang melihatnya pun segera menjawab, "Oh, Barra mau anter gue ke perpus bentar."
Kris terlihat berpikir sejenak, "Ehmmm, Yang? Aku boleh ikut Barra nggak habis ini? Kamu kan mau ke BEM, katanya Kak Maza mau dateng tadi?" Tanyanya hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomansaMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...