*****
Dareen duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan memejamkan matanya erat, kepalanya terasa berdenyut. Dia memutuskan untuk tidak pulang dan menemani kakaknya di sini. Farez terlihat keluar dari ruangan Barra, setelah kepulangan teman-teman tadi Barra mengeluh lelah dan ingin tidur. Farez juga telah mengirimkan pesan pada Tuan Bram, serta orang tuanya.
"Kenapa nggak ikut pulang?" Tanya Farez kemudian duduk di samping Dareen.
Dareen membuka matanya, menatap kakaknya sebentar kemudian menggeleng.
Farez mengernyit, "Nggak nganter Yuwa pulang?"
Dareen menghela nafas kasar, "Kak Yuwa minta putus kak."
Farez terkejut, "Hah?? Minta putus? Kok bisa?"
"Gue juga nggak tau, beberapa hari emang sikapnya aneh banget. Tadi pagi udah mulai balik, terus tiba-tiba tadi minta pulang duluan. Malah minta putus," ucap Dareen emosi. "Gue anter pulang juga nggak mau."
"Lu nggak coba tanya atau kejar dia?"
"Ck, capek gue. Gue udah tanya baik-baik dari kemarin," keluh Dareen.
"Terus lu mau nyerah gitu aja?" Tanya Farez.
Dareen menatap sang Kakak, kemudian menunduk dan menumpu kepalanya, "Gue bingung musti gimana kak."
Farez ikut menghela nafas, kemudian menyandarkan punggungnya pada kursi, "Jangan sampe lu nyesel kayak gue."
Dareen sontak menoleh.
"Komunikasi itu penting, Reen. Kalau kita sama-sama diem, itu nggak akan berakhir baik," ucap Farez masih menatap lurus ke depan.
Farez kemudian menatap Dareen, "Kejar dia, Reen. Bikin dia ngerasa nyaman buat ungkapin semuanya ke lu, tanpa paksaan."
Dareen tersenyum, "Thanks, Kak."
Farez menepuk pundak Dareen, "Lu itu orangnya lebih terbuka daripada gue, gunain!"
Dareen mengangguk, mungkin besok ia akan menemui Yuwa. Dia ingat jika Yuwa tidak memiliki kelas besok.
"Terus keadaan Kak Barra gimana? Belum boleh pulang?"
Farez menatap pintu kamar Barra sebentar, "Om Bram udah minta masukan dari dokter, misal Barra rawat jalan di rumah aja gimana. Toh dia udah mulai bisa nerima kehadiran orang lain, meskipun nggak semuanya. Takutnya juga keadaan rumah sakit malah makin bikin dia nggak nyaman. Dokter ngizinin aja, tunggu besok. Misal besok hasilnya memungkinkan, besok juga bisa pulang."
Dareen berpikir sebentar, "Terus kalau Kak Barra nyariin lu gimana, Kak. Lu bolak balik ke rumah Om Bram gitu?"
Farez menghela nafas pelan, "Ya itu yang gue pikirin, kalau di rumah sakit gue bisa bebas. Sedangkan kalau di rumah Barra, gue nggak mungkin bisa bolak balik. Gue nggak enak sama Om Bram, tapi moga aja Barra bisa ngerti."
Keduanya kemudian sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.
****
Yuwa memilih pulang ke rumahnya, karena ia yakin jika ia pulang ke asrama Dareen akan mengikutinya. Ia sedang duduk termenung di kamarnya.
Tiba-tiba ia menghempaskan wajahnya pada bantal, terisak, "Gue nggak mau putus, tapi gue sadar diri, hiks." Pikirannya melayang saat pertemuannya dengan Barra tadi.
Yuwa sangat bisa merasakan bagaimana perasaan Barra. Tidak bisa mengatakan apapun pada siapa-siapa, kemudian pemikirannya yang semakin merasa tidak pantas bersanding dengan Farez. Belum lagi Farez yang semakin menjauhinya. Membuat Barra nekad melakukan hal seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...