Chapter 90 (Liam)

424 38 3
                                    

*****
🔞🔞🔞

"Ehmhhhh," lenguh Barra sambil mendongak, sedangkan Farez masih setia memegangi pinggul Barra sambil tertawa.

"Kenapa? Capek hmm?"

Barra mengangguk pelan, tapi tubuhnya masih tetap naik turun di atas kekasihnya itu. "Eungghh, capek Farezhhhh," rengeknya sambil memegangi dada Farez.

Farez yang setengah duduk bersandar di kepala ranjang itu tersenyum miring, "Siapa suruh ngerjain aku pagi-pagi? Tuntasin sendiri hmm!!" Ucapnya kemudian menyentak pinggulnya dari bawah.

"Ahhhh!!" Pekik Barra sambil mendongak. Sedangkan Farez sendiri masih menikmati pemandangan di depannya, biar saja Barra akan kelelahan sampai memohon padanya. Bagaimana Farez tidak ingin menghukum kekasih nakalnya itu?

Ini masih pagi, bahkan matahari belum benar-benar muncul. Farez yang masih terlelap tidur sebelumnya terkejut ketika melihat Barra yang dengan sesuka hatinya tengah mengoral kejantanannya. Berakhir dengan Farez yang menghukumnya, tak ingin ikut campur dan menyuruh Barra bergerak sendiri seperti sekarang.

Barra sendiri sedikit menyesal telah mengerjai Farez tadi pagi, namun sekarang ia kesal bukan main. Lihat saja, Barra akan membalasnya nanti dan membuat Farez semakin ingin.

Ia masih menarik-turunkan pinggulnya cepat, kepalanya mendongak menikmati gerakannya sendiri.

"Eungghh!! Rezhh... Ahh..." Tubuhnya tiba-tiba berjengit ketika Farez menyentuh tonjolan kecil di bawah pusarnya.

Plakkk

"Janganhhh dipegang!" Sentaknya membuat Farez terbahak. Barra yang kesal pun mengangkat tubuhnya, "Eunggghh udah ah capek, nggak mau bantuin aku ya udah," rengeknya. Ia mengeluarkan kejantanan Farez pelan, membuat Farez gelagapan sendiri. Apalagi Barra yang malah tidur telentang dengan tangan yang masih aktif mengocok kejantanannya sendiri.

"Eungghhh," lenguhnya. Tangannya yang lain juga dengan nakal memelintir nipplenya sendiri. Matanya terpejam dengan kepala mendongak.

"Barra...." Geram Farez dengan suara rendah, ia menelan ludahnya kasar. Barra benar-benar mengerjainya.

Sedangkan Barra sendiri tidak peduli, salah sendiri Farez tidak mau membantunya. Sengaja memang agar Farez semakin terbakar dengan pemandangan di depannya.

Farez menyuruhnya untuk menuntaskan ini sendiri? Dengan senang hati.

Barra masih bergelud dengan dunianya sendiri, "eungghhh." Dia hampir mencapai puncak, nipple di balik kaosnya juga semakin menegang.

Nafasnya tercekat ketika tiba-tiba Farez menarik kedua kakinya, matanya sontak terbuka dan menatap Farez yang tengah melepas kaosnya sendiri. Tak perlu waktu lama ia mengangkat paha Barra dan membukanya lebar, sebelum mendorong kejantanannya dalam sekali hentakan.

"Eunggghh, ahhh!!" Desah Barra. "Eunggh, tadi bilangnya nggak mau bantu, ehmmmh."

Farez menahan paha Barra hingga semakin terbuka lebar, "you're naughty boy huh...."

Farez menggenjot lubang Barra dengan kecepatan tinggi, membuat Barra berteriak mendesah. Tangannya meremat apapun yang ia bisa, matanya terpejam.

Splurttttt

Cairannya muncrat keluar beberapa kali tanpa bantuan, Farez tertawa kecil.

"Giliran aku hmm?" Ia mencondongkan tubuhnya, merengkuh tubuh Barra dan membuat Barra mengalungkan tangannya di leher Farez.

"Eungghhh, kiss me," rengeknya.

Farez menurutinya, kemudian mencumbui bibir Barra. Pinggulnya semakin bergerak kencang, membuat Barra melenguh di dalam ciuman mereka.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang