Chapter 105 (Semakin Dekat)

290 23 26
                                    

Say Hi!!!

Halooo guys, di awal chapter ini, Author boleh minta sesuatu tidak 🥺
Semoga diturutin nih, sama para readers setia. Hueeeeeeee 😭😭

Beberapa hari terakhir, Author ngerasa kehilangan muse karakter dari cerita Author sendiri. Itu agak bikin Author kena writer's block, juga sedikit kehilangan gairah sama cerita yang sebenarnya hampir tamat ini.

Author pengen ngembaliin semangat Author, jadi Author minta tolong......

Buat chapter ini (ya kalau bisa setiap chapter, eheee), tapi ini khusus buat chapter '105'. Tolong dong kalian tulis aja semua komentar atau perasaan/pemikiran kalian di setiap bagian chapter ini yg kalian baca, ekspresikan itu.

Mau marah, sedih, gemes, geregetan, apapun itu. Tulis aja di kolom komentar, Author butuh baca-baca gimana ekspresi kalian pas baca ini, biar semangat lagi buat nulis dan nggak kehilangan alur yang sebenarnya udah ada.

Jadi Author minta tolong banget ya, sayang-sayangku🥺🥺🥺

Makasih banyak semuanya
Love u ♥️

*****

Farez membawa tas berisi proyektor, juga ransel di bahunya. Tangannya mencoba membuka pintu kamar asramanya, terkejut ketika menyadari pintu di depannya itu tidak terkunci.

"Loh kok?"

Farez lalu membuka pintu dengan cepat, ia khawatir bukan main karena seingatnya ia sudah menguncinya saat berangkat tadi.

Saat pintu terbuka, ia segera berjalan masuk.

"Surprise!!"

Barra yang muncul dari arah dapur sontak membuat Farez terkejut bukan main, tubuhnya berjengit mundur dan ia sempat terdiam beberapa saat.

"Babe!?"

Barra tertawa kecil lalu meraih lengan Farez pelan, "Yang...."

"Kamu ngapain di sini!?" Tanya Farez masih tak habis pikir.

"Hmmm? Aku? Ya pulang ke asrama loh, ngapain lagi," goda Barra ketika melihat wajah cengo kekasihnya itu. Ia lalu bergerak pelan ke arah kompor dan meneruskan kegiatan menumis daging, "Farez udah makan?"

Farez meletakkan seluruh barang bawaannya dan menghampiri Barra pelan, ia masih terheran tak habis pikir mengapa kekasihnya ada di sini.

"Kok nggak ngabarin aku kalau mau ke sini, katanya besok mau dianterin kontrol. Katanya diundur sampai besok kontrolnya," ucap Farez masih bingung.

Barra mematikan kompor di depannya dan berbalik ke arah Farez, ia mengecup bibir Farez cepat, "Bukan kejutan dong namanya kalau aku ngabarin dulu, terus masalah kontrol sebenernya nggak diundur sih Rez, tadi pagi aku udah ke rumah sakit dianter Ayah." Barra meringis, ia tidak berniat untuk berbohong pada kekasihnya itu, tapi ia hanya ingin mengerjai Farez saja.

Farez merengut sejadinya, keningnya ikut mengernyit dalam, "Ck, kenapa bohong sih Bar." Ia berjalan ke arah tempat tidur, masih dengan menggerutu, membuat Barra tertawa kecil dan mengikuti langkah Farez. Ia dengan santainya malah duduk menyamping di pangkuan Farez dan memeluk leher kekasihnya itu erat, "Rez....."

Farez masih merengut dan tidak mau menatap Barra.

"Sini aku cium," bujuk Barra sambil mengecup pipi Farez pelan. "Aku nggak mau ganggu jadwal kamu loh sayang, ini kan kontrol kedua, udah nggak papa tangan aku. Tadi udah mulai dilepas benangnya, tinggal sisa beberapa lagi. Katanya nunggu sekitar empat hari."

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang