Chapter 91 (Peringatan)

412 37 11
                                    

******

Barra terduduk sambil memeluk sebuah bantal, ia bersandar pada kursi dan menatap kosong ke depan.

"Bar!!"

Sentakan Yuwa membuatnya berjengit hingga hampir terjatuh dari kursi.

"Ngelamun apa sih, daritadi dipanggil juga!" Kesal Yuwa.

Barra meringis, "Sorry, gue capek banget tau Yu. Baru seminggu tenaga sama pikiran gue udah kayak terkuras abis." Ia merengut, matanya memerah hampir menangis.

Yuwa ikut menghela nafas pelan, "Ya sama sih. Ini malah kita kayak pindahan rumah ke studio," ucapnya sambil menatap banyaknya barang-barang yang mereka bawa. Terkadang mereka harus pulang sore menjelang malam.

"Mana gue jadi jarang ketemu Farez," rengut Barra.

Yuwa sontak melongo, "Hah? Jarang ketemu? Ngada-ngada lu Bar, seasrama mana mungkin jarang ketemu."

Barra menegakkan tubuhnya, "Ck, ya bener ketemu sih ketemu. Tidur ya masih bareng, cuma kan ya.... Waktunya jadi gak banyak. Kadang gue pulang, dia belum. Dianya udah pulang duluan, gue yang belum, kadang malah dia atau guenya udah tidur duluan. Pagi doang ketemu bisa sayang-sayangan, bisa cium, bisa—"

"Sssttt!!! Diem! Nggak usah diterusin!" Gemas Yuwa sambil membekap mulut Barra.

"Ya gue kan lagi cerita, lu mah enak. Dareen bisa nyesuaiin jadwal lu. Cashel? Enak satu fakultas sama Ervin, Kris juga sama Sakti. Lah gue??? Hueeeeee...." Rengek Barra sambil memeluk bantalnya erat.

"Bentar-bentar! Ini gue udah penasaran sama bantal lu sejak tiga hari yang lalu ya. Sini!" Ucap Yuwa sambil menyambar bantal yang dipeluk Barra.

"Bantal biasa itu!" Sergah Barra.

Yuwa kemudian memperhatikan sarung bantal yang dipakai Barra, "Ini bukan sarung bantal!! Ampun Barra lu pake bajunya Farez!?"

"Hehe," ringis Barra membuat Yuwa cengo.

"Temen gue gila gara-gara kurang belaian," lirihnya.

Barra kembali merebut bantal itu dan memeluknya, "Ya kan buat obat kangen," ucapnya sambil menjulurkan lidah pada Yuwa.

Flashback On

Farez yang baru keluar dari kamar mandi menatap Barra yang tengah membuka sebuah bungkusan, "Habis beli apa sayang?"

Barra mendongak, "Huh? Aku habis beli bantal!" Jawabnya sumringah sambil memperlihatkan sebuah bantal berukuran sedang.

Farez mengernyit, "Ngapain beli bantal lagi hmm?"

"Ada deh..." Jawab Barra sambil tersenyum jahil.

Farez tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya, lalu melepas kaos menyisakan celana panjangnya saja. Sudah ingin menaruhnya di keranjang cucian, namun Barra menahannya.

"Farez bentar!!"

Farez menoleh, "Apa sayang?"

Barra tersenyum dan berjalan mendekat, "Jangan dicuci bajunya, aku boleh pinjem nggak?" Tanyanya setengah manja.

"Buat apa Barra? Ini kotor, bau keringet loh," ucap Farez pelan.

Barra kemudian mengambil kaos Farez, "Nggak papa Yang, cuma kamu pake sore tadi habis pulang kampus. Kamu kan juga udah mandi tadi, jadi nggak seberapa kotor."

"Ya terus buat apa?" Tanya Farez mengikuti langkah Barra yang kembali duduk di tempat tidur.

Barra tidak menjawab, malah memasangkan kaos tersebut pada bantal yang baru ia beli. Lalu menatanya agar terlihat rapih dan menyerupai sarung bantal. "Udah!! Besok dibawa ke studio!" Pekiknya kemudian merebahkan tubuhnya sambil mengangkat bantal itu tinggi.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang