******
Barra duduk bersandar di tempat tidur dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Tangannya terus meremat dan memukul kecil bantal di pangkuannya.
"Emang salah kalau gue cemburu? Hiks," isaknya sendirian.
Setelah mandi dan membersihkan diri, pikirannya bisa berjalan lebih jernih. Satu sisi ia merasa bersalah karena menuduh Farez sebegitunya, bahkan dengan sengaja membuat Farez cemburu tadi. Padahal memang bisa saja jika wanita itu baru saja jatuh di pangkuan Farez saat dirinya memasuki kantin. Namun di satu sisi egonya merasa tak mau kalah, harusnya Farez menuruti perkataannya untuk menjauhi wanita itu. Harusnya Farez bisa langsung mendorong wanita tadi dari pangkuannya.
Tak pelak Barra jadi takut sendiri.
Ia tadi terlanjur marah-marah pada Farez, berujung Farez yang juga ikut marah dan membentaknya. Bahkan ia sendiri mengatakan tidak akan kembali ke asrama lagi.
"Tapi dia kan tadi juga biarin gue pergi, malah ikut ngusir gue. Hiks, eunggg!!!" Isaknya makin kencang dan membenamkan wajahnya pada bantal.
Barra takut jika Farez menganggap dirinya meminta untuk putus, padahal dirinya tidak menginginkan itu.
"Hiks, gue nggak mau putus..." isaknya lirih. Bahkan sampai sekarang ia tidak mengaktifkan ponselnya, ia takut dengan banyak hal. Bagaimana jika Farez malah meminta untuk putus karena terlalu lelah dengan sikapnya, bagaimana kalau ternyata Farez malah acuh dan tidak mempedulikan dirinya.
Tok tok tok
"Den Barra...."
Barra mengangkat kepalanya, menatap ke arah pintu kamar. Pasti Bibi Tam sangat mengkhawatirkannya tadi, ia tidak menjawab apapun saat Bibi Tam menanyakan keadaannya.
"Iya Bi?" Lirihnya dengan suara sumbang.
"Di bawah ada Den Kris sama temen-temennya Den Barra, boleh ketemu?" Tanya Bibi Tam pelan.
Barra terdiam sebentar sebelum akhirnya turun dari tempat tidur dan membukakan pintu. Terlihat Bibi Tam yang menghela nafas lega, "Pada nungguin di bawah Den."
"Suruh mereka ke sini aja ya Bi," ucapnya pelan.
Bibi Tam membulatkan bibirnya dan mengiyakan, sudah ingin melangkah pergi namun lengannya ditahan oleh Barra.
"Bi... Ada Farez nggak?" Tanyanya.
Bibi Tam hanya menggeleng pelan, sedikit tak enak melihat wajah sedih Barra.
"Ohhh, ya udah Bi. Terus Ayah pulang kapan?"
"Tuan bilangnya baru bisa pulang besok pagi Den, Den Barra belum telfon Tuan sendiri?" Tanya Bibi Tam sopan.
Barra menggeleng, "Belum Bi, Barra nggak berani. Ya udah anak-anak suruh ke sini aja ya Bi."
Bibi Tam kembali mengangguk sebelum akhirnya turun ke bawah memanggil Kris dan yang lain. Barra memilih untuk menunggu di ambang pintu, ia melamun memandang depan. Apa Farez benar-benar mengacuhkan dirinya kali ini?
"Hey ngelamun aja!"
Suara itu mengejutkan Barra, terlihat Yuwa, Cashel dan Kris yang berjalan mendekat dan tersenyum padanya. Tak pelak Barra akhirnya ikut tersenyum tipis, sebelum menyambut rentangan tangan Kris yang menghambur peluk padanya.
"Udah dong jangan sedih terus," bujuk Kris.
"Ayo masuk ke dalem aja! Masa tamu suruh berdiri," celetuk Cashel membuat yang lain tertawa.
"Huh, dasar nggak tau diri lu ya," gerutu Barra setengah tertawa, namun akhirnya mengajak ketiganya untuk masuk ke dalam kamar.
"Kalian mau minum apa? Biar gue bilangin ke bibi Tam," ucap Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...