Chapter 21 (Ancaman)

720 48 3
                                    

****

Mentari senja menyinari kamaritu hingga temaram, Barra duduk di kasur sofa kecil yang ia dan Farez taruh di dekat jendela kamar asrama mereka. Barra memikirkan banyak hal. Ia masih berpikir mengenai video yang dikirimkan padanya tempo hari.

Barra sangat mengetahui jika mungkin video itu direkam oleh salah satu mantan partner One Night Stand, yang pernah tidur dengannya. Namun Barra sama sekali tidak mengetahui, jika salah satu dari mereka bahkan merekam video itu. Barra juga tidak ingat pria mana yang ada dalam video tersebut.

Terkadang ia bertanya, kenapa harus ada masalah seperti ini ketika hubungannya dengan Farez sedang dalam fase yang sangat baik. Memang Farez tahu bagaimana seorang Barra yang dulu suka keluar masuk pub hanya untuk bersenang-senang. Namun entah mengapa, Barra merasa hubungannya sedang berada di ujung tanduk dengan adanya video itu.

Bagaimana dengan Mama?

Itu juga menjadi salah satu ganjalan paling besar yang dirasakan oleh Barra. Bagaimana jika Mama Farez tahu tentang hal ini? Ibu mana yang mau anaknya bersanding dengan orang kotor sepertinya.

Namun Barra tidak ingin, jika Mama Farez mengetahui hal ini semua dari orang lain. Akan lebih mengecewakan untuk sang Mama, tapi Barra juga bingung harus melakukan apa.

Pintu kamar mandi terbuka, Farez yang baru selesai mandi terdiam melihat kekasihnya yang melamun di depan jendela.

Farez menghela nafas pelan, ini sudah lebih dari satu Minggu sejak kepulangan mereka dari tempat liburan. Farez bingung dengan sikap Barra yang berubah menjadi pendiam. Meskipun Barra akan menjadi orang yang sama di pandangan orang lain, namun Farez bisa merasakan ada yang tidak beres dengan kekasihnya ini.

Farez sebenarnya tidak ingin menuntut Barra untuk selalu bercerita kepadanya, namun melihat kekasihnya menjadi diam seperti ini tak pelak mengusik hatinya.

Berjalan pelan mendekat, kemudian ia mengelus rambut Barra pelan. Membuat Sang empu menoleh, "Eh udah selesai?" Tanya Barra.

Farez tersenyum, kemudian duduk di samping Barra, "Kamu kenapa hmm?"

Menggeleng, kemudian Barra tersenyum, "Aku nggak papa kok, cuma lagi suntuk aja. Capek banyak tugas."

Farez menatap Barra dengan pandangan penuh arti, bisa Barra rasakan kekhawatiran lewat mata Farez. Sungguh ia tak mau Farez berpikiran macam-macam.

"Aku beneran nggak apa, Sayang," ucap Barra meyakinkan, dia menggenggam tangan Farez erat.

Farez ikut menggenggam tangan Barra kemudian mengecupnya pelan, ia menarik tubuh Barra ke dalam pelukannya. "Kamu tau kan, Babe. Aku akan selalu jadi tempat kamu pulang. Kamu punya aku, kamu bisa cerita apapun yang kamu rasain ke aku, hmm."

Barra mendongak, "Makasih ya, Rez."

Farez tersenyum, kemudian mengecup bibir dan hidung Barra pelan. Setelahnya tubuh kecil Barra semakin masuk ke dalam pelukan Farez.

Hatinya menghangat, seharusnya ia tak perlu takut menghadapi ini. Seharusnya ia mempercayai Farez, seharusnya ia menyadari bagaimana rasa cinta Farez padanya, begitupun dengan cintanya pada Farez.

Barra telah memantapkan hatinya. Dia akan mencari waktu yang tepat, untuk jujur pada Farez mengenai video itu. Begitupun pada Mama Farez, dia akan jujur mengenai masa lalunya.

Sebelum semuanya terlambat.

"Mau jalan-jalan malem ini?" Tanya Farez tiba-tiba.

Barra melepaskan pelukannya, "Beneran?"

Farez mengangguk, "Eh tapi kamu bilang mau ngerjain tugas bareng Yuwa?"

Barra merengut, kemudian menggeleng, "Nggak jadi, aku sama Yuwa capek ngerjain tugas mulu." Farez tertawa kecil dibuatnya, "Harusnya dikerjain dulu tugasnya, baru jalan-jalan hmmm."

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang