*****
Mobil Farez melaju pelan di sore itu. Ia dan Barra berniat pulang ke rumah Farez untuk membicarakan rencana Sang Mama. Jalanan terlihat lengang dan sepi.
"Ini beneran kita jadi model?" Lirih Farez.
Barra sontak menoleh, menahan tawanya melihat ekspresi Farez yang sangat lucu menurutnya. Kekasihnya itu sempat menolak, karena pasti ia dan Farez akan menemui banyak orang di pembukaan butik nanti.
Kegiatan seperti itu pasti membuat Farez kurang nyaman. Namun Barra berusaha meyakinkan Farez jika semua akan baik-baik saja. Lagipula ini adalah bisnis dari Sang Mama, ia hanya ingin membantu agar acara bisa berjalan lancar.
"Tenang dong sayang, jangan gitu mukanya. Hahahahaha," goda Barra sambil tertawa.
"Aku takut nggak bisa, Babe. Ntar kalau jadi ya malah jelek gimana?" Cemas Farez.
Barra tersenyum kecil, kemudian menggenggam tangan Farez, "Tenang Rez. Jangan gugup, kamu kan udah mulai terbiasa ketemu banyak orang. Pasti bisa kok, percaya diri aja ya."
Farez ikut tersenyum kecil, "Makasih ya sayang. Aku emang belum bener-bener kebiasa ketemu banyak orang gitu. Apalagi aku yakin bakal ada satu dua media yang ngeliput. Nikah sama kamu aja besok-besok aku pengennya acara private."
Barra melepas genggamannya, "Apa sih kok malah bahas nikah!" Pekik Barra dengan wajah memerah padam. Ia langsung memalingkan muka. Farez tertawa kencang melihat respon kekasihnya itu.
Barra memilih fokus pada ponselnya, bertukar pesan dengan Clei yang akan mengadakan pembukaan kafe miliknya di Minggu depan.
Sedangkan Farez masih fokus ke arah jalan, sedetik kemudian ia merasakan jika ponsel di sakunya bergetar. Ia menunduk sebentar, begitu juga Barra yang menoleh karena mendengar dering ponsel Farez. Ia yang terlebih dulu kembali menatap ke arah depan, sontak ia mendelik.
"FAREZ!! AWAS!!"
Mendengar pekikan Barra, Farez segera fokus ke arah depan. Terlihat sebuah mobil yang mengarah ke arah mobil mereka, reflek ia membanting setir ke arah kiri lalu menginjak rem. Barra memekik dan memejamkan matanya erat, sedangkan sebelah tangan Farez reflek menahan dan melindungi tubuh bagian depan Barra.
Hampir saja mobil keduanya menabrak trotoar, namun untung saja Farez masih bisa mengendalikan mobilnya.
Farez menoleh cepat ke arah Barra yang masih menutup matanya dengan tubuh bergetar. Ia langsung memeluk tubuh kekasihnya itu, "Bar, kamu nggak papa?"
Nafas Barra masih memburu, ia membuka matanya perlahan. Ia balas memeluk Farez, "Aku nggak papa Rez," jawabnya lirih dengan suara bergetar.
Farez melepas pelukannya, mengambil botol air minum di kursi belakang dan segera memberikannya pada Barra. "Minum dulu ya," ucapnya lembut kemudian membantu Barra untuk minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...