Chapter 101 (Prasangka Buruk)

295 27 6
                                    

*****

Farez terkekeh geli melihat Barra yang tidur dengan bibir sedikit terbuka, kekasihnya itu nampak kelelahan dan berakhir memejamkan mata di sofa studio. Ia menatap lantai yang penuh dengan bahan maket juga kertas dengan ukuran besar.

"Ini misal gue beresin malah takutnya ada barang yang keselip," lirih Farez. Ia memilih untuk melangkah perlahan ke arah sofa dan menepuk pipi Barra pelan.

"Barra..."

Barra yang terkejut pun langsung membuka mata cepat dan tersentak duduk, "Ya ampun gue ketiduran!"

Farez ikut berjengit karena terkejut, "Astaga Babe, maaf nggak maksud ngagetin kamu," ucapnya tak enak.

Barra mengusap wajahnya pelan, "Jam berapa sekarang Yang??"

"Udah jam makan siang, aku bangunin mau aku ajak beli makan di luar tadi niatnya hmmm," lirih Farez sambil mengelus kepala Barra pelan. "Kamu masih mau tidur?"

Barra merengut lalu memeluk perut Farez erat, "Ngantuk aku," rengeknya.

Farez terbahak, "Gimana bisa kamu nih tidur pules banget, padahal rame banget di depan tuh orang-orang lagi ngaduk semen."

"Aku kayak kena hipnotis," lirih Barra.

"Ayo beli makan sayang, jangan sampai telat makan," ajak Farez menarik tangan Barra pelan.

"Gendong," rengeknya sambil merentangkan tangannya.

"Gendong ke mana sih..." Tanya Farez tertawa geli.

"Ayo gendong, aku minta digendong," rengek Barra lagi kali ini sambil menggoyangkan lengan Farez pelan.

Farez menggelengkan kepalanya, namun akhirnya tetap menuruti permintaan kekasihnya itu.

Hupppp

"Kamu nih nggak sadar kalau berat huh..."

Barra tertawa dan mengalungkan lengannya pada leher Farez, menggoyangkan kakinya kecil lalu menangkup pipi kekasih besarnya itu, "Masa berat, biasanya kamu kuat tuh kalau malem sama gendong," godanya.

"Mau lagi emang?" Goda Farez lalu menelusupkan wajahnya di perpotongan leher Barra, membuat si empunya tertawa geli.

"Eungggh Rezhhh, geli..." rengek Barra.

Farez masih terus mengusakkan hidungnya sambil menggoyangkan tubuh Barra pelan.

"Wangi banget sih," lirihnya.

"Huh gombal."

Suara dering ponsel mengejutkan keduanya, "Eh siapa yang chat," gumam Barra sambil menunjuk ke arah sofa.

Farez membungkukkan tubuhnya dan membiarkan Barra mengambil ponsel miliknya. Ia merasa geli sendiri karena merasa seperti menggendong seorang balita.

"Ayah..."

"Kenapa sayang?"

"Bentar, huh?" Mata Barra terbelalak.

"Kenapa sih?" Tanya Farez sambil mengernyit.

Barra memilih turun dari gendongan Farez dan menunjukkan layar ponselnya, "Rez lihat."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang