*****
Suara rintik hujan membuat tidur Farez terusik. Ia membuka matanya perlahan, lalu mengernyit ketika mendengar suara gerimis di luar jendela. Ia kemudian menatap ke arah jam dinding, pukul 5 pagi.
Gerakan lembut di sebelahnya membuat Farez menoleh kemudian tersenyum, terlihat kekasihnya yang masih tertidur pulas dengan pipi menempel penuh di lengannya.
"Lucu banget sih," lirihnya sambil tersenyum mencubit pelan pipi Barra.
"Eunggghhh!!" Rengek Barra menampik tangan Farez dan semakin masuk ke dalam pelukannya.
Farez tertawa kecil, menarik lengannya pelan agar Barra tak terbangun, kekasihnya itu hanya menggeliat sedikit. Ia membetulkan letak selimut agar menutupi seluruh tubuh polos Barra hingga sebatas leher.
Hmmm, semalam setelah malam panas mereka. Keduanya memilih untuk langsung tidur dengan keadaan naked. Farez bangun perlahan, memakai celana pendeknya dan menurunkan suhu pendingin kamar. Pagi ini terasa dingin, ia tak ingin Barra kedinginan. Ia berjalan ke arah gorden dan membukanya sedikit, "Jam segini ujan, mana ntar ke kampus lagi," gumamnya.
Hari ini ia dan Barra berencana untuk datang ke kampus, ingin mulai mencicil mengerjakan seminar proposal mereka. Meskipun semalam Barra sempat memarahinya karena takut Farez masih kelelahan. Namun ia berhasil meyakinkan kekasihnya itu, jika dirinya sudah pulih sepenuhnya.
Benar.
Memang ia hanya membutuhkan Barra di sisinya.
Ia menuju dapur kecil mereka, membuat segelas kopi lalu kembali ke sofa dekat jendela dan membuka laptopnya. Memeriksa progres pesanan yang timnya terima, "Bisa nggak ya gue selesaiin ini?"
Ia langsung menyambar ponselnya, kemudian mengetikkan pesan pada Ervin. Dirinya tersenyum kecil, pasti Barra akan memarahinya jika kekasihnya itu tahu ia menghubungi Ervin di jam ini.
Little Flashback On
Barra menyamankan duduknya bersandar di pundak Farez. Keduanya tengah menonton film di kamar, bahkan ini sudah tengah malam. Namun karena keduanya tidak bisa tidur, dan besok sama-sama libur magang. Ia mengajak Farez untuk menonton film saja.
"Katanya kamu ada project baru, yang?" Celetuk Barra.
"Hmmm, iya. Masih bingung mikirin desain yang cocok sama yang mereka mau, Babe," desah Farez lemas. Ia mengalami struggle di proyeknya kali ini karena keinginan customernya yang banyak mau.
"Ehhmmm? Itu project yang kamu tunjukin ke aku kapan hari itu?" Tanya Barra lagi dan diangguki oleh Farez.
Barra kembali terfokus pada layar televisi di depan mereka, "Pake konsep green building aja kan bisa sih Yang. Sesuai sama tujuan acara mereka, yang mereka fokusin kan bagian luar dalem lantai satu aja sama logo yang mau mereka pake di acara ini. Ntar di bagian lobi depan, bisa dikasih kayak replika logo itu dalam bentuk 3d. Poin-poin lainnya serah kamu sama anak-anak gimana ngaturnya."
Barra mengernyit ketika tidak ada respon apapun dari Farez, membuatnya menoleh dan mendapati Farez terdiam melongo menatapnya, "Rez?" Panggilnya pelan.
"Briliant Babe, ehhhmmm makasih ya idenya!" Pekiknya mengusak rambut Barra lalu mengambil ponselnya cepat.
Barra yang sebelumnya tersenyum pun langsung menahan tangan Farez, "Ehhh!! Mau ngapain!?"
"Mau ngehubungin anak-anak," jawab Farez pelan.
Barra mendecak kesal kemudian merebut ponsel Farez, "Kamu tuh udah ada bibit jadi bos ngeselin ya!"

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...