*****
Ini sudah berjalan 3 hari setelah kejadian yang cukup menggemparkan seantero kampus. Beberapa dari mereka mulai melupakan, namun tak sedikit juga yang masih terus membahas tentang retaknya hubungan Farez dan Barra. Apalagi keduanya yang sama-sama belum terlihat di sekitaran kampus setelah pertengkaran itu.
"Bel?"
Bella yang sedang duduk di salah satu bangku kantin itu pun menoleh, melihat kedua temannya yang berjalan menghampiri.
"Gimana?" Tanya salah satunya.
"Gimana apanya?" Tanya Bella lagi sambil kembali memperhatikan ponsel.
Kedua temannya saling pandang, "Lu kok masih tenang aja sih Bel, sedangkan lu lagi jadi bahan omongan seantero kampus."
Bella tertawa remeh, "Ya ngapain juga gue pikirin, yang penting gue bisa terus Deket sama Farez kan. Nih kalian lihat!" Ucapnya kemudian menunjukkan layar ponselnya.
Kedua temannya sedikit terkejut melihat jika Bella sedang berbalas pesan dengan Farez. "Lu sama Farez beneran udah rutin chat tiap hari?" Tanya salah satunya.
"Menurut lu? Ya meskipun sikapnya masih ada cuek-cueknya gak masalah, tapi gue yakin bentar lagi dia bakal bertekuk lutut sama gue!" Ucap Bella percaya diri.
"Tapi Bel, kenapa sikap dia kalau ketemu lu kayak biasa aja? Kayak nggak ada apa-apa gitu, lu paham gak sih? Gue cuma takut lu yang terlalu berharap," ucap salah satunya.
Seketika Bella terdiam, jujur saja ia jga tengah berpikir tentang itu. Sikap Farez memang terlihat berbeda ketika berbalas pesan dan bertemu langsung dengannya. Namun ia tak ingin berpikir jelek mengenai ini, ia berpikir mungkin memang begitu watak Farez, akan lebih terbuka jika sedang berbalas pesan. Sontak ia menggeleng, "Ah nggak, gue yakin juga emang dia anaknya begitu. Inget kan gimana sikap dia sama Barra? Juga gitu kan awalnya, tapi dia akhirnya oke-oke aja dideketin sama Barra. Sikap itu juga yang pasti lagi dia terapin ke gue."
Kedua temannya menghela nafas, jujur saja mereka lelah menasehati Bella. Teman mereka ini memang keras kepala dan sulit untuk diatur, padahal tindakannya beberapa hari yang lalu membuat namanya menjadi semakin buruk di mata banyak orang. Namun lihatlah, ia malah terlihat sangat membanggakan hal itu.
Di tempat lain,
Farez keluar dari mobilnya dengan langkah perlahan, ekspresi sendu terlihat dari sorot matanya. Setiap pasang mata langsung tertuju padanya saat ia mulai memasuki koridor kampus. Ini kali pertama dirinya kembali muncul setelah kejadian pertengkarannya dengan Barra.
Dari kejauhan terlihat Ervin yang berjalan mendekat ke arahnya, Ervin menghela nafas pelan. Tidak bisa ia pungkiri, selain kesal karena sikap Farez yang menurutnya tidak bisa ditebak, ia juga merasa kasihan dengan sahabatnya itu. Semua orang saat ini seakan menyudutkan posisinya, ia sangat ingin bertanya ada apa. Namun urung karena ia yakin Farez tidak akan bercerita jika tidak dirinya sendiri yang memulai.
"Rez.."
Farez mengangkat kepalanya, kemudian menatap Ervin dengan sorot mata tanya.
"Ikut gue ke kelas, dicariin anak-anak. Pada mau diskusiin jurnal kapan hari," ucap Ervin.
Farez pun mengangguk, kemudian mengikuti langkah Ervin. Keduanya sempat terdiam sebentar, sampai Ervin merangkul pundak Farez, "Rez, lu masih nganggep gue sahabat lu kan? Masih anggep gue temen lu?"
Farez tersenyum tipis, "Lu ngomong apa sih Vin, lu tetep temen gue. Malah gue yang harusnya tanya ke lu, apa lu masih mau temenan sama gue setelah semua kelakuan gue ini."
Ervin menghela nafas pelan, sedikit banyak memikirkan maksud pembicaraan Farez. Apa sahabatnya ini benar-benar akan menyerah dengan Barra? Apa Farez benar-benar mulai menyukai Bella?
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...