Chapter 35 (Day 1)

816 49 7
                                    

****

Farez memijat kepala Barra pelan, "Gimana? Masih pusing?" Tanyanya lirih. Barra hanya mengangguk pelan, sedangkan Farez tertawa kecil. Dirinya sudah berusaha agar kekasihnya itu bisa nyaman selama perjalanan, maka dari itu ia mengusahakan tiket First Class. Namun nyatanya, kekasihnya ini tetap merasakan jet lag.

"Jangan ketawa ih!" Rengek Barra pelan.

Barra sendiri baru kali ini merasakan jet lag, mungkin karena terbang selama 12 jam. Sungguh rasanya tidak nyaman sekali. Pusing, mual, dia ingin tidur tapi tubuhnya seperti menolak.

Farez memeluk tubuh Barra, kemudian berusaha mengangkatnya agar tidur di atas tubuhnya. "Sini," ucapnya pelan. Mereka terpaksa langsung ke hotel tempat mereka menginap karena keadaan Barra.

Barra menuruti, sudah ingin bangkit namun perutnya terasa bergejolak. Sontak ia menutup mulutnya dan berlari ke arah kamar mandi. Farez mengikutinya dengan langkah cepat, memijat tengkuk dan punggung Barra.

Setelah selesai, Barra langsung menghadap ke arah Farez, "Sumpah nggak enak banget rasanya, Rez!!" Rengeknya sambil menghentakkan kakinya kesal. Padahal niat awal ia ingin langsung jalan-jalan, namun tidak bisa karena keadaan tubuhnya. Belum lagi dirinya tak bisa memejamkan mata barang sebentar pun.

Farez pun merasa kasihan, Barra memang banyak tidur di pesawat, sehingga membuat tubuhnya sedikit terkejut saat bangun. Berbeda dengan dirinya yang lebih banyak terjaga. Farez dengan segera memeluk tubuh Barra, kemudian menggendongnya ala koala dan membawanya ke tempat tidur. Dirinya ingin keluar dan membelikan obat untuk Barra, namun tak tega meninggalkan Barra sendirian.

Keringat terlihat mengucur di seluruh tubuh kekasihnya itu. "Babe?"

"Eunggh?" Lenguh Barra pelan masih dengan memejamkan matanya.

"Aku tinggal ke bawah bentar nggak papa? Aku beliin obat. Ya?" Tanya Farez pelan.

Barra terlihat berpikir, lebih baik Farez meninggalkannya sebentar dari pada dirinya terus seperti ini dan malah mengganggu waktu liburan mereka. Farez pasti sudah menyiapkan ini dari jauh-jauh hari. Barra tak ingin merusak momen itu hanya dengan merengek seperti ini.

"Iya nggak papa, Yang," jawab Barra lirih.

"Beneran nggak papa?" Tanya Farez memastikan. Barra terlihat mengangguk.

Setelahnya Farez bangkit setelah menyelimuti tubuh Barra. "Aku tinggal bentar ya, coba merem barangkali bisa tidur, hmm?" Ucap Farez yang diangguki oleh Barra.

Beberapa saat setelah kepergian Farez, Barra mencoba membuka matanya perlahan. Pusing masih dirasakannya, namun dirinya butuh ke kamar mandi. Akhirnya ia bangkit dan berjalan perlahan ke arah kamar mandi. Setelah hampir 5 menit berada di dalam kamar mandi, Barra kembali keluar dengan kening mengernyit menahan pusing. Ia menatap cahaya yang terlihat dari balik gorden kamar.

Sejak dari Bandara, Barra memang berusaha memejamkan mata sambil terus menempel pada Farez. Jadi dirinya tidak tahu ke arah mana mereka pergi, ataupun di mana mereka menginap. Dia hanya mengingat tadi sempat melewati jalan yang seperti terdapat sebuah pantai.

Karena penasaran, akhirnya Barra mendekat pada gorden tersebut. Ia membukanya perlahan, kemudian melongo seketika, "Bagus banget!!" Pekiknya.

Bagaimana tidak, terlihat hamparan laut yang sangat luas. Cuaca pun sedang cerah sehingga sejauh mata memandang Barra bisa melihat pemandangan yang menakjubkan. Dirinya tak menyangka jika Farez mengajaknya untuk menginap di hotel ini. Barra pun membuka pintu kaca yang tertutup gorden tersebut, mereka ada di lantai atas.

Saat keluar, di balkon tersebut ada meja dan juga sebuah kursi panjang. Barra merebahkan tubuhnya di sana, semilir angin juga cahaya matahari sedikit menyinari tempat tersebut. "Baring di sini aja kali ya, katanya terapi cahaya gini bisa ngurangin efek jet lag kan?" Gumam Barra sendirian.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang