*****
Farez keluar dari lift dengan langkah tergesa, ia ingin segera ke ruangan Bram dan memastikan jika Barra aman. Ia benar-benar gusar sekarang, Barra sama sekali tidak bisa ia hubungi.
Saat meeting dengan yang lain, ponselnya tertinggal di lantai atas, hanya ada pesan dari Barra jika tunangannya itu ingin mengunjungi makam Sang Bunda, lalu akan kembali ke Rumah Sakit. Pesan itu ia terima sekitar dua jam yang lalu, saat ia mencoba kembali menghubungi Barra, nomornya sudah tidak bisa dihubungi. Tak pelak hal itu membuat Farez khawatir bukan main, pikirannya teringat bagaimana Pasya yang dengan nekadnya berniat mencelakai dirinya, ia takut itu terjadi juga pada Barra.
Maka dari itu, tanpa berpikir apapun ia langsung bergegas pergi ke rumah sakit. Berharap bisa menemui Barra di sana.
Saat sampai di ruangan Bram, ia mengetuk pintu pelan.
"Masuk..."
Bram yang tengah dipapah oleh Kris pun menoleh dan terkejut, "Loh Rez, ke sini lagi?"
Farez mencoba mengatur nafasnya, "Iya Yah, Ayah gimana keadaannya? Habis dari mana?"
Bram tersenyum, "Habis dari kamar mandi, mau belajar jalan dikit-dikit, capek duduk terus. Ayah udah baik-baik aja Rez."
Farez ikut tersenyum dan mengangguk, "Ehmm, loh Barra mana?"
Kris melongo, begitu juga Bram, "Gue pikir lagi sama lu Rez."
Farez mendelik sejadinya, "Tapi Yah—"
"Tadi pamitnya mau pulang dulu," potong Bram.
"Pulang??" Tanya Farez, ia mulai panik.
Bram mengangguk, "Iya, pulang. Habis itu— loh Rez!" Ucapan Bram terhenti setelah melihat Farez yang malah berlari pergi dari sana.
"Rez!" Panggil Kris namun tidak digubris.
"Buru-buru ke mana sih? Kan Om belum selesai ngomong," ucap Bram terheran, sedangkan Kris hanya mengedikkan bahunya bingung.
Sedangkan Farez yang kembali berlari pergi pun berusaha menghubungi Barra, "Ya ampun sayang, kamu ke mana sih? Kenapa nggak bisa dihubungi!"
Farez dengan segera masuk ke dalam mobilnya, ia menginjak pedal gas. Ia berusaha tenang, berpikir harus mencari Barra ke mana terlebih dulu, "Ah iya, Bibi Tam!"
Farez menyambar ponselnya dan lalu mencoba menghubungi Bibi Tam, "Halo Bi?"
"Iya Den Farez? Ada apa? Ada yang bisa Bibi bantu? atau di sana lagi butuh sesuatu buat dianter Den?"
"Ah nggak Bi, Farez cuma mau tanya. Barranya ada? Apa lagi tidur?" Farez bertanya dengan harap-harap cemas, ia meremat setir mobilnya erat. Kakinya sudah siap menginjak pedal gas, jika jawaban yang didapat tidak sesuai dengan perkiraannya.
"Den Barra?"
"Iya Bi..."
"Den Barra nggak pulang, Bibi pikir Den Barra masih di rumah sakit jagain Tuan."
Farez memejamkan matanya, detak jantungnya semakin cepat dan tak karuan, "Ya udah makasih ya, Bi."
"Iya Den sama-sama."
Farez segera mengakhiri panggilan itu, ia menginjak pedal gas dan meninggalkan basement rumah sakit, "Kamu ke mana Barra...." Gumamnya panik.
Ia kembali memikirkan cara untuk menemukan tunangannya itu, ia kembali meraih ponselnya, niat hati ingin menghubungi siapapun yang bisa ia tanyai.
"Shit!!! Hp gue mati!" Desisnya. Ia melupakan charger miliknya di studio, berpikir tidak mungkin ia kembali ke sana karena jaraknya cukup jauh. Farez memilih untuk segera kembali ke rumah agar bisa memakai charger yang lain, jaraknya pun lebih dekat daripada harus kembali ke studio.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...