Chapter 70 (Gosip🔞)

725 39 3
                                    

*****

Barra merebahkan tubuhnya di sofa studio milik Farez, menghela nafas pelan melihat kekasihnya yang mulai bekerja ketika memasuki studio itu.

"Alamat deh, kalau udah punya studio gini bakal makin lupa waktu pasti," gumamnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Farez pelan, matanya masih menatap layar di depannya.

Barra terduduk, "Emang denger aku ngomong apa?"

"Ehmmm, denger. Ngedumel mulu pacar aku," jawab Farez tertawa geli.

Barra tertawa kencang kemudian berjalan mendekat ke arah Farez, memeluknya dari belakang dan menumpukan tubuhnya hingga kepalanya mendusal ke leher kekasihnya itu. "Rez...." Rengeknya.

"Apa sayang?"

"Pusing banget aku nyusun jurnal tadi, kamu kok masih betah sih mantengin komputer?" Tanya Barra pelan.

Farez tersenyum, "Mumpung lagi jalan otaknya sayang, ntar kalau dipake berhenti malah ilang."

Keduanya kemudian sama-sama terdiam, Barra hanya ikut menatap ke arah layar komputer dan memperhatikan apa yang tengah dikerjakan oleh Farez.

Melenceng dari rencana sebelumnya, awalnya Farez ingin menyewa sebuah studio dengan dua lantai dan berbagi dengan Ervin. Namun setelah dipikir kembali, Barra sendiri membutuhkan studio yang memadai untuk tugas akhir mereka. Menggunakan sarana yang disiapkan oleh kampus menurut Barra sangat tidak efektif, karena masih harus membawa beberapa peralatan sendiri dari rumah.

Jadilah mereka hanya menyewa bangunan satu lantai, dan menatanya sedemikian rupa agar nyaman digunakan berdua.

Suara gemuruh di luar mengejutkan keduanya, tubuh Barra berjengit membuat Farez ikut terkejut.

"Kaget kamu, Babe!?" Panik Farez melihat Barra yang langsung berdiri tegak dengan menutup kedua telinganya. Barra menggeleng pelan, "Nggak papa, Yang. Aku mau coba ngerjain lagi aja deh sama pake earphone."

"Beneran nggak papa kamu hmmm?" Tanya Farez lagi sambil menggenggam tangan Barra erat. Bisa ia rasakan tangan Barra yang dingin dan berkeringat.

Barra tersenyum, kemudian duduk di kursi sebelah Farez dan mulai menyalakan komputernya, "Aku beneran nggak papa Rez. Tadi nggak seberapa kenceng kok suaranya, kaget dikit aja."

Farez kemudian bangkit, "Bentar aku ambilin minum dulu ya."

Barra sudah ingin melarang, tapi percuma saja Farez tidak akan mau mendengarkannya. Ia tersenyum menerima segelas air yang diberikan oleh Farez, "Makasih ya." Farez ikut tersenyum dan mengusak rambut Barra pelan.

"Kamu pake judul jurnal apa?" Tanya Farez pelan, lalu mencoba melihat jurnal milik Barra.

"Ini? Menurut kamu gimana?" Tanya Barra sambil menunjukkan file miliknya.

Farez mengangguk, "Udah bagus itu menurutku Babe. Hey, santai aja ya ngerjainnya, maksudku jangan terlalu maksain harus selesai dalam waktu dekat. Toh waktu kita masih lumayan panjang sayang."

Barra merengut, "Rez! Kamu ini. Inget ya, aku jurusan Arsi, kamu DKV. Sebelas dua belas tau nggak, tahapan yang kita lalui ntar tuh agak ribet. Belum-belum aku udah puyeng ngebayanginnya."

"Kalau nurutin pusing, terus kita mikirnya ke depan bakal nyeremin. Pasti bakal jadi beban sayang. Rileks aja ya, kalau kamu ngerasa capek, nggak ada salahnya buat istirahat. Jangan dijadiin tekanan ya, malah pusing nanti, jadi hambatan juga buat ngerjain," ucap Farez.

Barra mendongak, "Makasih ya Rez."

Farez tersenyum lalu menunduk dan mengecup kening dan bibir Barra pelan, "Udah, kerjain sebisanya buat hari ini. Habis ini pulang ke asrama ya."

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang