Menceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...
Farez terus mengecupi seluruh bagian tubuh Barra. Tangannya tak tinggal diam dan terus memberikan sentuhan seringan bulu di bagian dada Barra.
"Eunggghh, Rezhhh," lenguh Barra saat Farez kembali mengecup dan menghisap kuat leher Barra. "Nantii ada bekasnya, Rezhhh, Ahhh," ucap Barra dengan nafas tercekat.
"Aku nggak peduli hmm, biar mereka semua tau kamu punyaku," bisik Farez.
Barra sedikit terkejut, karena orang di atasnya ini seperti bukan Farez yang seperti biasanya. Tangan Farez kembali meremat dada Barra sensual, kecupannya turun ke arah nipple Barra. Tubuh Barra sontak berjengit, "Ahhh, Rezzhh," rengeknya.
Lidah Farez menyapu nipple Barra yang menegang, melakukan gerakan memutar dan menggoda kekasihnya itu. Tangan Barra meremat sprei di bawah, dadanya sontak membusung ketika Farez menghisap nipplenya kuat. Masih dengan kedua tangannya yang meremat dada Barra. Lidahnya terus menggelitik nipple Barra dengan sensual.
"Eunggghh, Farezzzhhhh. Ahhh, stophhhhh!!" Pekik Barra. Kakinya pun tak tinggal diam, terus menggesek satu sama lain karena tak tahan dengan afeksi yang diberikan oleh Farez.
Mendengar Barra yang hampir berteriak, Farez membekap bibir kekasihnya itu dan kembali melancarkan aksinya mengerjai dada Barra hingga memerah. Barra meremat lengan Farez, tubuhnya tak bisa diam. Nafasnya jadi memberat, "Ehhmmmmphhhh!"
Farez seperti mengunci pergerakan tubuh Barra, ia menikmati bagaimana Barra mulai terisak karena Farez yang terus mengerjai salah satu bagian tubuhnya yang paling sensitif. Sedangkan Barra memukul lengan Farez berulang kali, meminta Farez untuk melepaskan bekapannya.
"Hiks,"
Sungguh ia tak tahan dengan perlakuan Farez, tubuhnya serasa melemas, "Ehmmmhhh!"
Bahkan lidah Farez juga menelusuri bagian bawah dada, bagian bawah ketiak dan perut Barra. Dirinya benar-benar tidak memberikan ruang untuk Barra bernafas, "Eunggghhh!!"
Farez kemudian mengakhiri kegiatannya dan melepas bekapannya. Bisa ia lihat wajah memerah Barra dengan lelehan air mata di pipinya. Dada kekasihnya itu penuh dengan tanda kemerahan. Dirinya tertawa kecil dan kembali mencium bibir Barra brutal.
Meskipun sedikit terkejut dengan tingkah Farez, namun Barra hanya menurut dan mengalungkan tangannya di leher Farez. Matanya terpejam, lenguhan terus keluar dari bibirnya. Dirinya juga membiarkan ketika Farez melepas satu-satunya kain yang menempel di tubuhnya.
"Kamu bawa apa hmm?" Bisik Farez.
Barra tersenyum miring, pancingannya berhasil. Dirinya memang membawa benda itu dan tidak menyembunyikannya sama sekali. Bahkan ia menyimpannya di dalam koper, dan Barra yakin Farez pasti sudah melihatnya.
"Mau pake buat main sekarang?" Goda Barra sambil mengalungkan tangannya ke leher Farez. Lututnya dengan sengaja menggesek kejantanan Farez yang sudah benar-benar tegang di balik celana dalam. Jari telunjuknya membuat pola abstrak di dada bidang kekasihnya itu.
Farez ikut tersenyum miring, kemudian segera bangkit dari sana. Dirinya berjalan ke arah koper dan mulai mencari benda itu, sedangkan Barra menyamankan posisi merebahnya.
Farez kembali dan melangkah pelan ke arah Barra dengan membawa satu botol lube, juga benda yang akan mereka gunakan. Jangan tanyakan apa....
Kalian pasti paham kebiasaan Barra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.