Chapter 114 (Tidak Mau Memilih)

422 34 8
                                    

*****

Farez tertawa lebar sambil mengapit leher Barra yang berbaring di lengannya, keduanya tengah bersantai di studio sore itu. Sedangkan Barra ikut terbahak, mereka memang sedang menonton sebuah video dari ponsel Barra.

Barra merengek ketika tiba-tiba Farez malah menciumi pipinya gemas, mengusakkan hidungnya itu berulang kali.

"Farez!!! Ngapain sih!!" Rengeknya berusaha menghindar.

"Aku gemes hmmm!!!" Jawab Farez tanpa rasa bersalah dan malah semakin mengeratkan peluk dan merengkuh tubuh Barra seperti seorang bayi, sampai tubuh kekasihnya itu tenggelam sepenuhnya di dalam pelukannya. Bahkan sebelah kakinya ikut melingkari tubuh Barra.

"Farez!!" Pekik Barra akhirnya, suaranya teredam.

Astaga dia hanya ingin menonton video dengan tenang.

Farez melepaskan pelukannya dan tertawa lebar, "Lucu banget sih!" Ucapnya sambil mencubit pipi Barra pelan.

Barra mendudukkan tubuhnya cepat, masih merengut, "Kesambet apa sih kamu tuh!"

Akhirnya Farez ikut terduduk, ia merangkul tubuh Barra, "Mau makan malem sama aku nggak? Tapi ikut aku pulang ke rumah dulu."

Barra terdiam, ia jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu dan belum sempat ia ceritakan pada Farez. Ia tidak ingin dianggap mengadu atau apapun, mungkin hanya perasaannya saja. Meskipun sampai hari ini ia sedikit merasa heran, karena komunikasinya dengan Kirana banyak berkurang.

"Ehmmm, aku kayaknya nggak bisa deh Yang," ucapnya penuh sesal.

"Kenapa hmm?" Rengut Farez sambil memeluk tubuh Barra. Sontak Barra terbahak, "Lucu banget bayiiii," godanya sambil menusuk-nusuk kecil pipi Farez menggunakan telunjuknya.

"Ayo dong sayang, udah lama nggak dinner kita," bujuk Farez.

"Besok deh ya pas weekend gimana Yang? Aku beneran nggak bisa malem ini, aku ada kerjaan yang musti diselesaiin dari kantor," lirih Barra semakin menyesal. Jujur saja, memang Meta tadi memberikannya beberapa pekerjaan untuk diselesaikan. Ini karena mereka kekurangan tim dan belum ada yang bisa mengisi kekosongan bagian itu.

Farez menangkup pipi Barra hingga bibir tunangannya itu mengerucut, "Udah tau gitu kenapa malah mampir ke sini hmmmm!!"

"Ya aku kangen tunangan aku kok... Nggak boleh?" Ledek Barra membuat Farez tertawa kecil. Ia kembali mencium pipi Barra gemas, "Boleh sayang."

"Ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya?" Ucap Barra lagi.

Farez menghela nafas pelan.

Barra terkekeh dan menangkup pipi kesayangannya itu, ia mengecup bibir Farez beberapa kali, "Besok kan ketemu lagi, jadi ke perumahan kan?"

Farez tersenyum dan mengangguk, "Aku jemput pas makan siang ya."

"Hu'ummm," jawab Barra sambil menganggukkan kepalanya, akhirnya ia lebih dulu bangkit dan meraih ranselnya yang ia letakkan di sebelah meja. Sedangkan Farez ikut bangkit dan merapikan bajunya yang sedikit kusut, saat mendongak ia tersenyum dan menyambut Barra yang tiba-tiba merentangkan masuk ke dalam pelukannya.

"Aku pulang dulu ya," ucapnya lagi sambil mendongak menatap Farez.

"Iya, ayo aku anter ke depan," jawab Farez sambil mengecup kening Barra pelan.

Barra mengangguk lalu melepaskan pelukannya, keduanya berjalan keluar ruangan. Saat baru saja keluar ruangan, ponsel Farez berdering.

"Aku duluan ke bawah ya Yang," ucap Barra.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang