*****
"Kamu nggak salah lihat sayang?" Tanya Kirana.
Barra menggeleng pelan, "Barra yakin 100% Ma, itu orang. Bukan hantu." Kirana tertawa kecil, merasa gemas dengan jawaban Barra, kemudian melanjutkan kegiatannya menyuapi kekasih anaknya itu. Sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepalanya pelan, siapa juga yang menuduh Barra melihat hantu.
"Misal kita tanya pihak rumah sakit? Apa bisa?" Tanya Farez pelan.
"Seharusnya bisa, apalagi kalau kita bilang ini untuk keterangan ke kepolisian, tapi kita juga harus dapet surat perintah dari atas," jawab Jo.
Bram terlihat berpikir, "Kira-kira siapa? Misalkan itu orang yang kenal mereka berdua, harusnya dia nggak lari kan?"
"Menurut Farez Om, ini ada hubungannya sama pengakuan Bella yang berubah kemarin. Ada yang aneh," ucap Farez.
"Emangnya gimana sih ceritanya? Kenapa nggak ada yang mau ceritain ke Barra sih!?" Tanya Barra kesal.
Kirana tersenyum, kemudian menaruh makanan yang sedari tadi ia pegang. Malam ini mereka tengah kembali berkumpul untuk menemani Barra, besok pagi mungkin Barra bisa pulang.
"Bukan nggak mau cerita, tapi nunggu Barra sembuh sama pulang dulu, baru diceritain. Biar Barra sehat dulu, nggak kepikiran lagi," jawab Kirana pelan. Barra hanya menghela nafas pelan dan merengut.
Farez pun akhirnya bangkit dari sofa, menggantikan posisi Sang Ibu. Kemudian melanjutkan menyuapi Barra, "Makanya makan yang banyak, cepet sembuh, jangan bawel hmm." Barra makin merengut, kemudian memukul paha Farez kencang. Farez yang gemas pun membalas mencubit pipi Barra, "Sakit Rez!!" Kesalnya sambil memegangi pipinya yang memerah. Farez hanya tertawa kecil melihatnya.
Para orang tua hanya bisa tertawa melihat sejoli itu bertengkar. Namun mereka sangat tahu, hanya Farez yang bisa mengontrol seluruh tingkah Barra, begitu juga sebaliknya.
Keesokan harinya, Barra berjalan pelan dengan Farez yang memegangi tangannya. Hari ini Barra bisa pulang ke rumah, kondisinya sudah semakin membaik.
"Beneran bentar aja ya, habis itu balik asrama lagi," rengek Barra pada Farez.
Farez hanya menghela nafas pelan, kekasihnya ini benar-benar. Awalnya mereka akan langsung pulang ke rumah Barra, namun lagi-lagi Barra merajuk karena ingin langsung kembali ke asrama. Akhirnya ia bisa dibujuk setelah Farez menjanjikan jika Barra pulang ke rumah hanya dua hari.
Namun lihat sekarang, belum-belum kekasihnya ini sudah menagih janji.
"Kalau bohong, mending aku ke asrama langsung aja!" Rengut Barra. Jujur saja, ia tidak hanya tidak ingin jauh dari Farez, tapi dirinya juga memikirkan tugas akhir yang masih belum ia selesaikan. Kejadian-kejadian kemarin cukup menyita fokus dan waktunya, apalagi ia sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Bram hanya tertawa kecil di belakang, membiarkan Farez yang mengurus bocah bandel itu. Percuma saja, Barra tidak akan menurut padanya sekarang. Kirana dan Jo sudah kembali lebih dulu karena Kirana ada janji dengan klien di butik.
"Iyaaa janji cuma bentar aja, Babe," jawab Farez akhirnya. Ia kemudian membuka pintu mobilnya, dan membantu Barra untuk masuk. Setelahnya ia menoleh ke belakang, berlari ke arah Bram, "Om, biar Farez yang bawain tas Barra."
Bram tersenyum dan mengangguk, lalu menyerahkan tas kecil berisi perlengkapan Barra itu pada Farez, "Kamu nggak papa ngurus bocah nakal itu ntar kalau di asrama?"
Farez tertawa kecil, keduanya kemudian berjalan beriringan ke arah mobil, "Farez udah kebiasa Om."
Bram lalu menepuk pundak Farez, "Rez, lain kali kalau Barra ngajak kamu ngelakuin rencana aneh-aneh kayak kemarin, bilang sama Om. Meskipun dia ngelarang kamu kayak gimanapun, kadang Om sendiri juga nggak habis pikir sama jalan pemikiran dia. Kadang juga dia nggak bisa ambil langkah yang tepat dan nggak mikirin jangka panjangnya kayak gimana. Om juga nggak bakal ngomong sama dia, tapi paling nggak, Om tau situasinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...