Chapter 92 (Bersalah)

440 37 7
                                    

*****

Barra berjalan cepat mengikuti langkah Farez, tangannya masih setia menggandeng lengan kekasih besarnya itu.

"Farez tenang," ucapnya pelan berusaha menenangkan.

Farez menoleh sebentar lalu mengangguk. Jujur saja ia berusaha tidak panik, namun tidak bisa dipungkiri pikirannya tidak tenang. Bahkan tadi ia terpaksa meminta tolong Barra untuk mengemudikan mobilnya.

Sedangkan Barra sendiri terkejut saat Farez tiba-tiba datang ke studionya dengan wajah panik luar biasa. Untung saja dosen sedang tidak ada di tempat, jadi Barra bisa ikut dan paling tidak bisa mendampingi Farez di saat seperti ini.

Farez mengecek ponselnya, membaca lagi pesan Sang Mama yang memberikan informasi mengenai nomor kamar tempat Papanya dirawat. Saat mendekati kamar rawat, keduanya bisa melihat Bram yang berdiri di depan ruangan dengan ponsel di telinga.

"Ayah?" Panggil Barra lalu mendekat ke arah Sang Ayah.

Bram yang mendengar suara Barra pun menoleh dan memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Barra, Nak Farez?"

"Papa gimana Om?" Tanya Farez tak sabar.

"Ayo masuk dulu ya, ayo!" Ajaknya lalu menepuk punggung Farez pelan agar segera masuk ke ruangan. Sedangkan Barra mengekori keduanya dari belakang.

Farez yang baru saja masuk ke ruangan bisa melihat bagaimana kondisi Sang Papa. Perban di pelipis dan pipi, lalu tangan kiri yang dibalut gips hingga siku. Papanya itu sedang mengobrol kecil dengan Sang Mama.

"Pa... Ma..." panggil Farez pelan. Disusul oleh Barra yang juga muncul di belakang Farez bersama Bram.

Sang Mama menoleh dan tersenyum, "Kakak..." Farez langsung berjalan mendekat ke arah Sang Papa.

"Farez, bukannya kamu lagi di kampus son," ucap Sang Papa terkejut, kemudian menatap Barra yang sedang berdiri di sebelah Kirana. "Barra..."

Barra tersenyum, "Iya Pa. Papa gimana keadaannya?"

"Tadi Farez ditelfon sama Mama, katanya Papa kecelakaan. Ini gimana ceritanya?" Tanya Farez pelan.

Sang Papa pun menoleh ke arah Sang Mama, "Mama..."

Kirana meringis, "Maaf Pa, tadi Mama panik jadi langsung telfon Kakak."

"Lagian mau ngapain? Mau nggak ngehubungin Farez gitu?" Tanya Farez kesal.

"Bukan gitu son, Papa tau kalian berdua tuh lagi sibuk di kampus. Makanya tadi maksud Papa biar hubungin kalian pas udah pulang aja," ucap Jo pelan.

"Ya nggak boleh gitu lah Pa, sekarang Farez tanya. Ini gimana ceritanya?" Tanya Farez tegas.

"Terus kok Ayah udah tau duluan, terus udah di sini?" Tanya Barra kemudian.

Kirana tersenyum dan mengelus lengan Barra, "Tadi Papa emang lagi di kantor Ayah kamu."

"Jadi kejadiannya di tempat Om Bram?" Tanya Farez pelan dan menoleh ke arah Ayah kekasihnya itu.

Bram mengangguk pelan, "Iya Nak Farez, jadi tadi Papa kamu udah mau pulang. Om antar sampai depan lobi, kami ngobrol sebentar di depan gedung, tapi...."

"Tapi kenapa Yah?" Tanya Barra tak sabar.

"Keadaan kantor Ayah tadi memang cukup ramai orang keluar masuk, posisi kami yang ada di bawah mungkin kurang tepat juga. Jadi tadi ada mobil yang lumayan kenceng, hampir nabrak Papa, tapi Papanya Farez narik badannya Ayah," jelas Bram. Sontak Barra menutup mulutnya terkejut, "Jadi tadi mobilnya mau nabrak Ayah??"

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang