WARNING‼️‼️
CW
Blowjob, Handjob, Nipple Play, Rimming, Overstimulation, Squirting.***
Barra memutuskan untuk pulang ke rumah siang ini, karena sang Ayah yang meminta. Ia memasuki rumah dengan langkah ringan, hingga sebuah suara mengejutkannya.
"Wah, saudara kecil gue udah pulang rupanya."
Mendengar itu, sontak Barra menoleh. Bisa ia lihat seorang pemuda yang bersandar di pintu masuk ruang kerja ayahnya. Matanya memicing.
"Ngapain lu di sini!?" Ketus Barra.
Pemuda itu berjalan mendekat kemudian tersenyum, "Gue di sini? Tentu aja karena gue kangen sama saudara kecil gue ini hmm."
Barra menatap pemuda itu tak suka, sorot matanya menajam. Dia benar-benar benci dengan pemuda di depannya ini. Mengapa Ayahnya bisa membiarkan dia masuk ke rumah.
"Barra.." panggil Tuan Bram pelan.
Barra pun menoleh dan melihat Ayahnya yang turun dari tangga. "Ayah ngapain ngebiarin orang ini masuk ke sini?"
"Nak, hei. Tenang dulu. Dia sedang ada kunjungan ke kota ini selama beberapa hari. Tadi Ayah tidak sengaja bertemu di supermarket depan, makanya Ayah ajak kemari," jelas Tuan Bram.
Barra semakin jengkel, kemudian menatap pemuda itu sekilas. Lalu dengan langkah cepat segera berlari masuk ke kamar.
Tuan Bram hanya bisa menggeleng pelan, kemudian menatap pemuda itu, "Maaf ya Liam. Barra ternyata masih aja kayak gitu."
Pemuda itu hanya tersenyum manis, "Nggak papa Om. Udah biasa begitu kan dari dulu."
"Ya udah, kamu santai aja dulu ya. Om tinggal kerja dulu nggak apa?"
Pemuda itu hanya mengangguk, "It's oke Om."
Sepeninggal Tuan Bram, pemuda itu menatap pintu kamar Barra dengan intens. Kemudian tersenyum penuh arti.
Pemuda itu adalah Liam Wijaya. Anak dari saudara jauh Bunda Barra. Mungkin bagi Tuan Bram dan yang lain, Liam dan Barra tidak akur seperti saudara pada umumnya. Namun ada hal yang tak bisa Barra ceritakan.
Sedangkan di dalam kamar, Barra merebahkan tubuhnya di kasur. Suasana hatinya benar-benar tak enak karena kehadiran Liam. Matanya terpejam erat, mencoba untuk tidak memikirkan apapun lagi tentang pemuda itu.
Melihat ke arah jam dinding, kemudian berpikir sebentar. Meraih ponsel di sakunya dan menelepon seseorang.
"Halo, babe. Ada apa, udah nyampe rumah kan?"
Suara di seberang entah kenapa berhasil membuat hatinya menghangat, wajahnya memerah. Barra masih belum terbiasa dengan panggilan yang Farez gunakan untuknya.
"Halo?" Suara Farez kembali terdengar, merasa tidak ada jawaban dari Barra.
"Eh Halo Rez, iya aku udah nyampe rumah."
"Ehmm oke, terus kenapa telfon?"
Barra seperti menimbang sesuatu, sebenarnya dia ingin diam di rumah malam ini. Namun Barra yakin, Liam akan di sini hingga esok hari.
"Ntar bisa anterin aku nggak?"
"Kemana?"
"Tapi kamu sibuk apa nggak?" Tanya Barra balik, takut Farez memiliki kesibukan.
"Ntar sih sebenernya mau ke gym sama Ervin, mau ikut?"
Barra merengut, "Gym mulu ih."
Terdengar suara tawa Farez di sana, mereka sudah membicarakan ini kemarin. Mengenai hobi Farez ke gym hingga lupa waktu, sampai Barra yang kesal karena foto-foto Farez yang tersebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
Roman d'amourMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...