Chapter 108 (Langkah Baru)

310 21 4
                                    

*****
Suara riuh tepuk tangan terdengar dari banyaknya orang yang berkumpul di halaman belakang rumah Barra. Mereka semua tengah merayakan pertunangan Farez dan Barra, keduanya baru saja melakukan tukar cincin di depan sana.

Kini Farez dan Barra tengah berkumpul dengan keluarga yang lain. Barra terus menempel pada Farez, ia gugup setengah mati. Bagaimana tidak, ia tengah berkumpul dengan keluarga Farez. Papa Farez adalah anak sulung dari tiga bersaudara, berbeda dengan Mama Farez yang merupakan anak tunggal.

"Kenapa nggak pernah dikenalin sih, Rez. Kamu tuh dari dulu masih tetep aja, nggak pernah cerita-cerita sama keluarga."

Farez hanya tersenyum kikuk, "Maaf, Tante."

"Iya nih, masa baru kenal pas udah tunangan gini. Kaget loh tiba-tiba dapet undangan, padahal anaknya manis gini," puji salah satunya membuat wajah Barra memerah padam. Ia sudah menyapa semuanya sedari tadi, sempat bingung karena kedua Bibi Farez benar-benar memberikannya banyak pertanyaan.

"Pinter kamu Kak Jo, cari calon mantu," goda salah satunya pada Jo yang terlihat tersenyum jumawa.

"Jangan sungkan ya sama kami, emang mulutnya begini," canda salah satunya yang direspon senyum kecil dan anggukan dari Barra.

"Iya nggak papa, Tante," jawab Barra malu-malu.

Bersamaan dengan itu, Dareen mengambil minum di meja yang kebetulan berdekatan dengan mereka.

"Nah ini yang satu, mana juga pacarnya? Kok nggak dikenalin ke sini sekalian?"

Dareen menggaruk tengkuknya kikuk, lalu menatap ke arah Farez dan Barra yang menertawakan dirinya tanpa suara.

"Hehe, iya habis ini Dareen kenali ya Tan."

Beberapa saat kemudian Farez dan Barra berkumpul bersama teman-temannya.

"Parah lu, Kak. Gue malah ditinggalin sama Kak Yuwa di sana," rengut Dareen.

"Iya nih berdua, gue sampe keki ditanya ini itu," imbuh Yuwa.

"Hahahahaha, gue sama Barra udah kenyang ditanyain tadi," jawab Farez sambil tertawa.

"Kris beneran pulang duluan?" Tanya Cashel.

Barra mengangguk, "Iya, katanya tadi tiba-tiba Mamanya Sakti telfon. Belum tau ada apa."

"Moga cepet selesai masalahnya, gue kasian lihatnya. Biasanya nempel berdua," jawab Maya yang diangguki oleh yang lain.

Barra lalu menatap Yuwa lekat, "Baju lu bagus banget!" Barra cukup tertarik dengan kaos model turtleneck berwarna putih yang Yuwa padukan dengan semi jas warna hitam pekat, yang hanya ia sampirkan di pundak.

Yuwa tersenyum jumawa dan memamerkan baju yang tengah ia pakai, "Jelas bagus dong, gue desain sendiri, terus dikasih cuma-cuma sama Mama."

"Dih gratisan," ledek Barra.

Yuwa menjulurkan lidahnya meledek, "Biarin, kata Mama dihadiahin ke gue kok." Barra merengut, dia juga ingin omong-omong. Sedangkan Farez tertawa kecil melihat tunangannya yang cemberut itu, membuatnya mencubit pipi Barra gemas.

"Eits, tapi ini bukan baju biasa loh," lanjut Yuwa.

"Emang gimana?" Tanya Dareen yang ikut penasaran.

Yuwa tersenyum miring, lalu memutar tubuhnya dan melepas jas yang sedari tadi ia pakai.

Sontak pekikan terdengar dari yang lain, terutama Dareen yang mendelik sejadinya dan langsung berusaha menutupi punggung Yuwa dengan tubuhnya.

"Gila kamu, Kak!"

"Uwiiii, sexy boy....." Goda Nonnie membuat Yuwa terbahak, apalagi melihat wajah panik Dareen.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang