Chapter 84 (Punishment 2🔞)

1.1K 48 7
                                    

🔞🔞🔞
WARNING
EKSPLISIT CONTENT 😘
NC 21+

*****
Farez menghentikan mobilnya di pelataran asrama, melirik ke arah Barra yang masih memejamkan matanya erat. Sepanjang jalan ia bisa mendengar kekasihnya melenguh dan mendesah, bahkan hingga sekarang. Barra menggigit bibir bawahnya sendiri, sambil tangannya meremat sandaran kursi.

"Eungghhh..."

Farez tersenyum miring, mendekatkan wajahnya ke arah Barra. Tangannya dengan nakal mengelus dan meremat pelan kejantanan Barra. Membuat kekasihnya berjengit karena terkejut, Barra membuka matanya dan menatap sayu ke arah Farez.

"Rezhhhh..." Mohon Barra. Terlihat sekali jika kekasihnya ini sangat membutuhkan bantuannya, namun ini yang Farez harapkan. Barra yang terus memohon kepadanya.

"Apa sayang?" Tanyanya dengan suara seduktif.

"Eunggghhh, udaaah. Aku mohon yaaaa, sakit," mohon Barra dengan suara lirih.

"Sakit? Tapi yang aku denger dari tadi kamu lagi keenakan sayang. Hmmm??" Goda Farez sambil terus meremat kejantanan kekasihnya itu.

Barra yang tak tahan pun kembali terpejam dan melenguh kencang. Dia kesal, sekalian saja bukan. Biar saja orang-orang mendengar desahannya. Namun desahannya tertahan karena Farez membekap mulutnya.

"Jangan berisik!" Perintah Farez dengan suara berat, membuat mata Barra berkaca dan dirinya terdiam. Bisa ia rasakan getaran di lubangnya juga semakin intens.

Farez melepas bekapannya, kemudian segera keluar dari dalam mobil. Berjalan memutar lalu membukakan pintu untuk Barra, ia meminta Barra untuk segera turun.

"Aku udah nggak kuat jalan Rez, hiks," isak Barra pelan, berharap Farez mau mengerti.

Farez menghela nafas pelan, sendirinya juga sebenarnya tak tega. Akhirnya ia segera menggendong Barra ala bridal style, namun Barra menahan tubuhnya.

"Tapi Rez, masih banyak orang di luar," lirih Barra. Ia bisa melihat beberapa mahasiswa yang lalu lalang di jam itu, juga dua orang satpam asrama yang sangat ia kenal.

"Nurut. Pura-pura tidur aja," jawab Farez.

Barra kembali terdiam, kemudian menuruti ucapan Farez dan mengalungkan tangannya pada leher Farez. Dalam sekali hentakan, Farez berhasil mengangkat tubuh kekasihnya itu.

"Loh Mas Farez, Mas Barranya kenapa?" Tanya salah satu satpam yang berjalan mendekat ke arah mereka. Farez sedikit terkejut, sedangkan Barra mengeratkan peluk dan semakin memejamkan matanya, menyembunyikan wajahnya pada dada Farez. Ia benar-benar menahan agar tidak kelepasan mendesah, posisi seperti ini membuat alat itu seakan semakin masuk ke dalam.

"Oh, nggak papa Pak. Biasa ketiduran susah dibangunin, ini mau saya gendong ke atas," jawab Farez santai.

Satpam itu hanya mengangguk, kemudian membantu Farez menutup pintu mobil. Setelahnya ia hanya menatap ketika Farez bergegas masuk ke dalam gedung asrama dan kembali ke pos.

Melihat keadaan yang lumayan aman, Farez menurunkan tubuh Barra dan segera memencet tombol lift.

Barra merapatkan tubuhnya pada Farez, meremat lengan Farez kencang, "Farezhhhhh, eunggghh."

Saat pintu lift terbuka, Farez menarik tangan Barra. Ia membuka pintu asramanya dengan terburu, bahkan segera menguncinya ketika sudah masuk.

Tak menunggu waktu lama, ia mendorong tubuh Barra ke tempat tidur. Kekasihnya itu menggeliat tak karuan karena benda di lubangnya yang terus bergetar. Farez yang merasa gemas dan kesal bercampur menjadi satu pun semakin tak sabar. Ia melucuti celana yang dipakai Barra dengan gerakan cepat, membuat Barra berjengit kaget dan menatap takut ke arah Farez.

OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang