2 Dunia part 2

3.1K 307 32
                                    

"Jadi gitu, Pi."
Ujar Zee mengakhiri semua ceritanya tentang Marsha. Disini tidak hanya Zee yang bisa melihat Marsha, Gracio juga bisa.

Gracio mengangguk mengerti. Dia pernah mendengar cerita temannya yang bisa melihat jiwa yang lepas dari raganya. Jadi dia tidak kaget lagi mendengar cerita Zee.

"Terus sekarang gimana ? Apa yang bisa kita bantu ?."
Tanya Gracio.

"Zee juga bingung. Tapi mau ngga bantuin juga kasian. Dia udah tiga mingguan plontang-plantung ngga jelas. Kasian dia, Pi."

"Papi juga ngga tahu. Cuma temen papi pasti tahu."

"Temen papi juga tahu ? Emang dia orang pinter ?."

"Jadi gini..."

Gracio menceritakan semua kisah tentang temannya. Teman yang pernah membantu hal yang sama seperti Zee.

"Sad amat kisahnya."
Ungkap Zee.

"Ya gitu. Udah, mending kamu tidur, kamu pasti cape. Biar besok papi tanya temen papi yang ahli ginian."

"Papi seriusan kan ?. Bisa bantu dia ?."

"Papi usahain. Gih kamu tidur. Udah malam. Tapi ingat, jangan tidur sama Marsha."

"Dia jiwa doang, ngga ada raga nya. Zee aja ngga bisa sentuh dia."

"Bisa. Kamu bisa. Cuma di malam bulan purnama aja."

"Lah. Bisa ya ?."

"Iya. Makanya jangan tidur sama dia. Awas aja."

"Ya elah. Papi kan tahu aku masih polos. Jadi ya aman lah dia tidur sama aku."

"Zee. Gimanapun dia itu jiwa. Kalau dia tidur sama kamu besoknya dia jadi kamu terus jiwa kamu ngga balik ke raga kamu, gimana ? Kamu mau ?."

"Oh, bisa gitu? Ihh serem. Oke deh."

"Nah, nurut makanya. Gih sana ke kamar tamu."

"Iya iya. Zee ambil selimut dulu ke kamar."

"Hem."

Zee beranjak ke kamar setelah berdiskusi dengan Gracio di ruang kerja milik papinya.

Sampai kamarnya, Marsha ternyata sudah bangun.

"Lo udah bangun aja. Masih malam btw."
Ucap Zee.

Marsha menoleh.

"Udah cukup tidur. Makasih ya ?."

"Sama sama. Eh, lo mau pergi ?."

"Mungkin?. Tiba tiba gue kaya tersengat gitu. Apa terjadi sesuatu sama raga gue ya ?."

"Kalau dia merasa tersengat, berarti nyawa dia ngga akan lama lagi bisa bebas berkeliaran."

"Dia balik ke raga nya ?."

"Ngga. Dia justru akan hilang selamanya."

Zee ingat cerita Gracio tadi. Rasanya Zee sedih mendengar nya.

"Sha...lo mau gue anterin ke rumah sakit??."

"Udah malam. Lo tidur aja. Gue bisa pergi sendiri."

"Ngga, Sha. Gue ikut. Ayo, aku antar."
Ujat Zee dengan suara parau.

"Kalau itu sampai terjadi, kita harus gimana ?."

"Sebisa mungkin kita buat jiwa dan raga itu bertemu."

"Kalau udah ?."

"Papi ngga tahu. Orang temen papi ngga sempat bawa si jiwa kesana pas udah tersengat. Yang pasti kalau sampai ngga, mereka benar benar akan terpisah."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang