Brak!
"Allahuakbar!. Marsha!!."
Gadis yang baru saja masuk ke dalam rumahnya dengan membanting pintu seketika tersenyum kikuk pada mamanya yang kaget akibat ulahnya.
"Kamu kenapa lagi? Di kejar temen kamu lagi?."
Indah lekas menghampiri sang anak yang masih berdiri di depan pintu."Ah, ngga kok, ma."
Jawab sang anak yang bernama Marsha.Gadis itu terlihat gelisah di depan pintu mengundang kecurigaan ibunya.
"Kamu kenapa?."
Tanya Indah memastikan."Marsha ngga apa, Ma.Cuma tadi ngga sengaja ke banting pintunya."
"Beneran kamu gapapa?."
"Iya. Hari ini terlalu happy aja pulang cepet."
"Ah, biasanya juga pulang cepet. Kecuali ujan. Baru deh lama pulangnya."
Indah pun kembali duduk dan melanjutkan pekerjaan nya lagi."Ya kan aku nikmatin ujan dulu."
"Tapi ngga harus main ujan kaya kemarin, kamu bisa demam Marsha."
"Iya iya. Ngga lagi kok."
"Mama pegang ya janji kamu. Udah sana ganti baju terus bantu mama potong sayur buat di masak besok. Besok mama dapet pesanan katering ke sekolah kamu."
"Loh, tumben?."
"Iya. Katanya buat makan siang guru."
"Oh. Ya udah aku ke kamar dulu."
"Iya sana."
Marsha pergi ke kamarnya untuk mengganti seragamnya dengan baju rumahan.
Marsha merupakan anak tunggal dari ibu tunggal bernama Indah. Keduanya sudah lama tinggal berdua di sebuah kontrakan di pinggir ibu kota. Meski hanya tinggal berdua, kehidupan mereka terkucupi. Indah yang hanya pengusaha katering namun bisa menyekolahkan Marsha ke sekolah paling baik di daerah tempat tinggal mereka.
Bagi Indah dirinya tak apa bekerja terlalu keras agar sang anak bisa sukses di masa depan nanti sehingga dia selalu menomorsatukan pendidikan sang anak. Meski di sekolah ini Marsha banyak sekali menerima bully karena faktor ekonomi nya, namun itu bukan penghalang bagi Marsha. Dia akan berusaha yang terbaik agar usaha kerasa mamanya terbayarkan nanti.
Sebelum keluar kamar, Marsha menyempatkan membuka kembali ponselnya. Dia membuka galeri dan melihat hasil jepretan nya kemarin. Ada sekitar 10 foto disana yang memperlihatkan orang yang sama. Sosok yang menjadi idola satu sekolahnya termasuk Marsha. Sosok itu tentu Azizi yang saat ini telah menjadi idola baru setelah kaka kelas mereka yang juga se populer Zee resmi lulus.
"Ka Zee, maaf ya hari ini ngga bisa tepatin janji aku buat temui kaka. Aku takut ketemu kaka di depan banyak orang. Apalagi di cuaca yang cerah seperti hari ini. Tapi, aku janji ka buat dateng kesana di waktu hujan turun lagi. Karena cuma di saat itu aku bisa bebas bercanda dengan kaka. Karena hujan aku bisa lebih berani deketin kaka."
Marsha mengusap satu foto dimana Zee tengah bermain basket di lapangan. Foto yang Marsha ambil secara diam diam sebelum akhirnya memberanikan diri menghampiri Zee dan mengajak berbicara dengan dalih berlatih basket meski lebih sering bermain dengan air hujan ketimbang berlatih basket.
Hari itu hujan turun dan membuat seorang gadis pemalu seperti Marsha itu bisa berani berinteraksi dengan lawan jenis. Jika saja Zee bukan idolanya sejak pertama kali masuk ke sekolah itu, Marsha tidak akan se effort itu. Rela kehujanan dan rela kelelahan hanya demi bisa berdua dengan idolanya. Jika kebanyakan orang bisa bahagia setelah bertemu dengan idola dengan menonton konsernya, lain halnya dengan Marsha yang hanya cukup bisa bermain hujan saja dia sudah merasa senang.