Perbuatan Angin Malam

2.4K 219 37
                                    

Aku Azizi Safa Asadel member JKT48 generasi 7 memutuskan untuk lulus dari JkT48

Damn!

Marsha berkali kali mengusap air matanya. Beberapa saat yang lalu dia mendengar kembali kata kata keramat itu diucapkan oleh orang terdekatnya. Sampai saat ini kalimat itu masih menjadi kesedihan terbesarnya. Dan dia tidak suka itu.

Dirinya tidak menyangka bahwa waktu bersama dengan sang sahabat terasa begitu singkat disaat dirinya merasa hanya Dia yang membuatnya nyaman berada disini.

Marsha tentu tidak marah atau kecewa harus di tinggal lagi oleh sahabatnya padahal sebelumnya dia juga sudah kehilangan teman pertamanya disini. Karena keputusan itu jalan terbaik untuk sahabatnya memulai masa depan yang sudah terbuka maka dia tidak berhak marah atau kecewa.

Dia harus menerimanya karena sudah menjadi keputusan terbaik dan sang sahabat pun pastinya akan terbebas dari berbagai beban yang ada. Dia harusnya bersyukur sang sahabat telah mengambil keputusan besar yang baik untuk masa depannya.

Hanya saja Marsha belum siap kembali kehilangan orang orang terdekatnya disaat dirinya pun masih tertatih setelah kehilangan teman pertamanya disini.

Selepas show Marsha masih belum bisa beranjak disaat banyak member sudah mulai meninggalkan Theater. Dia masih duduk menghadap cermin sambil menunggu seseorang yang mengajaknya makan malam bersama setelah show.

"Are u oke, Sha?."
Indah sejak tadi terus memperhatikan Marsha. Sejak teman di grupnya mengumumkan kelulusan nya, Indah langsung mencari keberadaan Marsha.

Indah tau seberapa hancurnya Marsha saat ini. Kehilangan Jinan sang senior panutan, ditinggal Ashel teman pertamanya lalu kini harus kembali di tinggal oleh sahabat dekatnya. Jika menjadi Marsha, Indah mungkin tidak akan sekuat itu. Kini tugasnya adalah memastikan Marsha tidak sendirian lagi.

"Ka Indah."
Ucap Marsha lirih.

"Kenapa? Mau peluk?."

Marsha mengangguk dan dengan cepat memeluk Indah. Hatinya hancur sama seperti hati semua fans grup idola itu malam ini.

"Ka Indah."
Panggilnya dengan suara seraknya.

"Ya, Kenapa?. Jangan sedih ya? Kamu ngga sendirian kok, kan ada aku."

Perlahan Indah mengusap punggung Marsha. Tidak banyak yang bisa dia lakukan untuk saat ini selain mengusap punggung nya.

"Mengg."

Indah menoleh dan melihat Zee datang menghampiri mereka.

"Sha...ada ka Zee."
Bisik Indah.

Marsha pun menghapus air matanya dan menarik nafas begitu dalam sebelum berbalik pada Zee.
Indah pun pamit pergi dari sana karena ingin memberikan waktu untuk kedua orang itu.

"Maafin aku, Meng.."
Ujarnya sambil mengusap pipi Marsha yang masih terlihat basah.

"Kamu ngga salah ka Zee. Pilihan kamu ngga salah. Aku gapapa."

"Maafin aku yang harus ninggalin kamu."

"Ngga ka Zee. Jangan gitu."

"Maafin aku yang udah ingkar dan ngga bisa tepatin janji temenin kamu lama disini."

Marsha hanya bisa menggeleng. Jika saja dia berbicara air matanya akan keluar lagi.

"Jangan bilang gitu ahh. Aku ngga mau ka Zee minta maaf terus. Kamu ngga salah."

"Maafin aku meng."

Zee sadar telah menyakiti sahabatnya ini. Dan dengan tidak sengaja telah membuka luka lama padahal baru akan sembuh akibat ditinggal oleh teman pertamanya. Zee sadar itu tapi dia tidak punya kesempatan lain selain hari ini. Dan Zee pun tidak bisa menunda nya lebih lama lagi atau akan ada banyak lagi orang yang akan sedih kehilangan nya.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang