Mungkin kalian pikir Zee akan menuruti apa kata Abinya untuk menjauhi Marsha. Tapi dia tetaplah dia yang keras kepala dan terus membangkang selama apa yang dia pikir baik akan selalu baik. Diam diam Zee masih selalu menjaga Marsha dari jauh. Meski jauhpun Marsha masih merasakan kehadiran Zee.
Marsha pun merasa lega bahwa Zee kini tidak mengganggu nya lagi. Meski ada rasa kehilangan, tapi ini cukup baik mengingat apa kata Papi nya untuk menjauh dari Zee.
Christian menghela nafasnya sebelum menghampiri sang sahabat di kantin. Dirinya tahu betul apa yang tengah terjadi di hidup seorang Zee.
"Udah, lupain dia kalau lo ngga mau durhaka. Dia bakal baik baik aja kok."
Christian mengusap bahu Zee setelah melihat sahabatnya masih terlihat galau semenjak menjauhkan diri dari Marsha."Hah. Ngga semudah itu, Toy. Gue masih merasa bersalah karena gue dia sempat kena bully Ashel."
"Ya mau gimana lagi, bokap lo kan ngga kasih izin buat deketin dia lagi."
Christian sudah tahu semuanya karena Zee telah memberitahu apa yang terjadi kemarin mengenai Marsha.
"Gue ngga sepenuhnya nurut..cuma gue sekarang jaga jarak aja. Gue ngga mau dia kenapa napa lagi. Abi selalu serius dengan ucapannya dan gue ngga mau dia nantinya yang kena imbasnya."
"Gue kira lo bakal mulus deketin dia. Udah mah beda kepercayaan, ngga dapet restu, mana ortu kalian rival, beuh...udah komplit itu. Gue cuma bisa bantu semangatin aja biar lo bisa lewatin ini semua."
"Toy..."
"Apaan? Mau minta bantuan gue?."
"Bantuin gue jaga dia ya? Mungkin gue ngga bisa jemput dia ke gereja lagi dan gue minta lo buat mastiin dia pulang dengan selamat. Bisa kan?."
"Lo beneran ngga suka sama dia? Beneran cuma karena masih merasa bersalah sama dia? Yakin cuma karena itu?."
"Ya...iya. Emang kenapa?."
"Dari cara lo minta tolong, udah kasih jawaban kalau lo udah mulai suka sama dia."
"Gue...gue...cuma.."
"Cuma apa? Jangan bohong deh. Jawab jujur aja..gue juga ngga bakal menghakimi kok."
"Mungkin gue mulai tertarik? Cuma dia yang bikin gue ngerasa pengen ngelindungi dia. Pengen selalu liat dia, ketemu dia dan juga ngobrol sama dia. Cuma dia yang bisa balikin mood berantakan gue jadi baik. Cuma dia Toy dan gue ngga menemukan itu di semua mantan mantan gue."
"Wihhh...keren juga Marsha. Tapi emang daya tarik dia memikat banget sih. Ngga heran buaya kek lo ketarik juga."
"Apaan sih! Jadi gimana? Mau bantu ngga?."
"Iya iya. Gue bakal bantu semampu gue."
"Thanks ya?."
"Iya."
...
Marsha kini bisa bernafas lega karena dua manusia telah lenyap dari pandangannya. Setelah Ashel dkk, Zee pun kini tak pernah terlihat lagi meski kehadirannya masih bisa terasa oleh Marsha.
Mau bagaimanapun Zee pernah hadir selama beberapa bulan dan mengacaukan kehidupan damai Marsha. Meski hanya sebentar, nyatanya bagi Marsha itu momen terbaiknya selama berkuliah. Memiliki teman bercanda dan mengobrol bahkan terkadang teman jalan jalan melepas penat setelah kelas berakhir.
Kini Marsha bak mahasiswi lainnya. Sibuk kuliah, mengerjakan tugas dan membaca buku di sela istirahat nya. Tidak ada waktu bercanda, tidak ada waktu ke kantin atau pergi jalan jalan. Hanya kuliah lalu pulang.