Marsha sejatinya sama seperti ibu ibu pada umumnya yang selalu ingin tahu, ingin di puaskan rasa penasarannya dan juga ingin selalu update tentang kehidupan orang lain. Itu ia alami setelah bertemu dengan gadis kecil di sebuah Yayasan.
Dua hari Marsha tidak bisa tidur dan selalu teringat pada sosok anak yang ia temui disana. Perasaannya selalu terasa aneh setiap kali mengingat wajah anak itu. Seperti dejavu tapi Marsha sampai saat ini masih belum menemukan jawabannya.
Setelah dua hari tidak bisa tidur Marsha memutuskan untuk datang ke Yayasan itu kembali dan bertanya mengenai anak kecil yang ia temui. Tapi dia pulang dengan rasa kecewanya karena ternyata anak itu masih memiliki kedua orang tua dan bukan anak dari Yayasan itu.
Sedih, itulah yang Marsha rasakan. Dia pikir dia bisa membawa pulang anak itu setelah memenuhi syarat untuk mengadopsi anak, ternyata harapannya musnah sebelum dia berdiskusi dengan Zee untuk mengadopsinya.
"Kenapa murung? Ada yang salah?."
Zee bertanya ketika mereka tengah sarapan bersama. Gracie yang ada disana pun ikut menoleh pada Mamanya karena dia ikut penasaran akan jawaban Marsha."Gapapa. Cuma masih kepikiran aja."
"Soal anak itu?."
Marsha sudah menceritakan soal rasa penasaran nya mengenai anak yang ia temui waktu itu setelah Zee bertanya kemana Marsha pergi. Mau tidak mau Marsha menceritakannya dan kini Zee pun tau.
"Anak kecil siapa?."
Tanya Gracie."Bukan apa apa, kamu makan aja di habisin."
Jawab Marsha.Gracie menoleh pada Zee karena mungkin saja dia mendapat jawaban dari Papanya.
"Makan dulu ya?."
Kata Zee.Gracie memilih diam dan melanjutkan makannya.
"Nanti kita kesana lagi ya? Kita tanya sama mba Mira lebih jelasnya."
Ujar Zee setelah makannya selesai."Iya. Kaka mau ikut? Ketemu temen temen nanti."
Tanya Marsha."Boleh ikut?."
"Boleh dong."
"Aku mau ikut!."
"Kamu siap siap ya? Kita berangkat sebentar lagi."
Kata Zee pada anaknya. Dia tidak mau membuat Marsha penasaran setiap hari."Okey!."
Anak itu turun dari kursinya dan berlari menuju kamar.
"Gapapa aja Gracie?."
Tanya Zee."Gapapa, Gracie sama Michi jarak lahirnya kan deketan. Dari mereka bayi mereka tuh seperti punya ikatan batin. Siapa tahu dengan begitu kita bisa secepatnya menemukan anak kita."
Jawab Marsha."Oke...aku ikut kamu aja. Yaudah, aku mau siap siap juga."
Saat Zee akan beranjak, tangannya ditahan Marsha.
"Makasih ya? Selalu percaya sama aku dan selalu sependapat sama aku. Aku engga tau kalau aja kamu engga percaya nantinya bakal gimana."
"Aku selalu percaya sama kamu. Percaya bahwa anak kita bakal ketemu. Aku juga sama berharapnya seperti kamu.. Kamu engga sendiri, kita lalui ini bersama ya?."
Zee pun tersenyum.Deg
Senyuman itu.
Zee mengusap kedua pipi Marsha sebelum pergi ke kamarnya juga untuk mandi.
Marsha diam cukup lama. Membandingkan senyum Zee tadi dengan senyum gadis kecil yang ia temui. Keduanya cukup mirip dan hampir sama dari segi mata dan juga hidung.