Fyi: cuma halu ya ges...jangan di masukin hati...canda..
..
Keberuntungan sejatinya menjadi sebuah berkat bagi seseorang. Begitu juga Marsha, salah satu member idol grup terbesar se Indonesia. Gadis yang dulunya hanya sebagai gadis penyuka anime, kini menjelma menjadi bintang yang bersinar di kegelapan malam. Meski banyak bintang di sekitarnya, sinarnya tetap terpancar bagi siapa yang terus memperhatikan dirinya.
Dirinya merasa beruntung bisa terlahir di era ini dan menjadi sebuah bintang yang mampu memberikan keceriaan bagi penggemarnya.
Dan keberuntungan lainnya adalah dia kini telah memiliki banyak sekali teman yang begitu perhatian padanya. Dan fans yang akan setia mendukungnya.
Hari ini merupakan hari terpadat untuk Marsha. Sejak pagi dia sibuk menyambut kedatangan saudarinya yang berasal dari jepang. Lalu sore ini dirinya akan melepas salah satu teman di grupnya itu yang bernama Jesslyn Calista.
Rasanya masih terlalu menyakitkan. Belum lama dia di tinggal salah satu member yang paling dekat dengannya, kini dirinya akan melepas kembali salah satu member yang paling dekat dengannya juga.
Dari Marsha berdiri, dia bisa melihat banyaknya manusia di tempat itu. Tapi tak ada satupun yang memperhatikan dirinya.
"Marsha...diem aja. Kenapa?."
Freya datang menyapa.
"Ah, ka Freya. Aku gapapa."
"Beneran? Kok diem aja?."
"Cuma...ngga nyangka aja, ci jes udah mau last show."
"Oh...aku juga ngga nyangka."
"Heem. Nanti bakal kangen sama ci jes deh."
"Bener. Eh, kamu udah makan?."
"Udah."
"Kalau gitu tinggal make up kan?."
"Heem."
"Ayo duduk, make up bareng."
Keduanya duduk bersamaan.
"Jangan diem kaya tadi, kalau mau cerita sama aku juga bisa."
Marsha tersenyum. Beberapa kali keduanya terlibat di acara dan kegiatan yang sama membuat keduanya cukup dekat.
"Iya ka.."
"Jangan sungkan loh."
"Makasih ka Freya.."
"Cama cama Matcha."
Marsha terus memoles wajahnya. Sesekali menanggapi pertanyaan member lain yang berlalu lalang di belakangnya.
"Sayang..."
Seutas senyum Marsha berikan. Ini salah satu member yang membuat Marsha merasa sangat beruntung berada di sini. Dia bisa bertemu dengan manusia se manis Zee.
"Kangen.."
"Aku juga."
Zee memeluk lehernya serta Marsha mengusap lengan Zee perlahan.
Tak ada yang tahu bahwa mereka bisa sedekat itu meski terlihat tidak sedekat itu.
Puk!
"Zee! Kirain ngga bakalan dateng."
Freya datang kembali hanya untuk meninju lengan Zee."Apaa sih? Baru juga dateng, main pukul aja."
Protes Zee. Dirinya jadi harus melepaskan Marsha."Kirain ngga bakalan dateng weh."
"Ya kali, udah rekaman udah latihan juga masa harus di tinggalin."
"Lagian, dateng mepet banget."
"Ya aku kan ngga ikut show."