Oboete Kudasai

2.1K 249 48
                                        

Marsha hanya bisa duduk sambil melihat Zee dan Michi bermain pasir pantai. Ini hari minggu, waktu keluarga berkumpul. Zee yang banyak ide itu tiba tiba mengajak Marsha dan Michi pergi ke pantai untuk mengisi hari libur.

"Mama! Ayo sini!!."
Teriak Michi pada Marsha.

Marsha hanya menggeleng. Dia tengah merasa malas untuk melakukan apapun sehingga duduk adalah pilihannya.

Raut wajah Michi ketara dia sedih dan kecewa. Beberapa kali membujuk Marsha tak ada satupun respon yang dia dapat. Marsha masih saja mengacuhkannya.

Meski Marsha mau menerima Michi sebagai anaknya dan Zee suaminya, namun dia masih belum mengingat masa lalu nya. Dia hanya mencoba berdamai dengan semesta berharap dia bisa mendapatkan kembali ingatannya. Jika bukan karena Zee dan Michi, Marsha tidak akan mau melakukan nya.

Zee pun tidak memaksa Marsha ingat semuanya, dia tidak sama sekali menujukan sikap yang membuat Marsha tidak nyaman. Karena dari nyaman, Marsha bisa saja kembali secara bertahap. Buktinya Marsha sudah ingat bahwa dirinya dan Zee memang sudah menikah.

Tinggal sedikit lagi Marsha bisa mengingat semuanya, hanya sebentar lagi.

Zee yang melihat wajah murung Michi sedikit mendekati anaknya. Mengusap bahunya.

"Jangan sedih."
Ujar Zee menghibur Michi.

"Aku ngga sedih. Cuma aku takut mama ngga nyaman pergi sama kita. Lihat, mama dari pergi sampai sekarang banyak diam."

Zee menoleh pada Marsha yang kini sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang dia lakukan.

"Gapapa. Yang penting mama udah mau pergi sama kita. Lain kali kita ajak mama pergi jalan jalan ke gunung."

"Ih! Aku ngga mau."

"Loh, kenapa?."

"Cape. Mending ke mall."

"Iya deh yang anak mall banget."
Ledek Zee.

"Hehehe. Adem di mall papa. Ke gunung cape doang."

"Tapi pemandangan nya bagus. Bisa liat yang hijau-hijau."

"Ah, di Mall juga ada. Malah kalau ke mall mata kita bisa ijo. Keren kan?."

"Terserah."

Keduanya asik membuat istana pasir dengan alat yang Zee beli disana. Terlihat akrab. Sesekali Zee menjahili Michi dan membuat anak itu tertawa lepas, menjerit kegelian, berlari dan cemberut sesekali.

Marsha hanya bisa tersenyum. Seandainya dia ingat, momen ini akan menjadi momen yang paling membahagiakan. Dimana dia, Zee dan Michi bisa berlibur bersama, bermain di pantai dan asik membuat istana pasir. Ah, pasti menyenangkan.

Marsha mengerjapkan mata. Membanyakkan saja dia senang. Tapi, perasannya masih sama, yaitu merasa asing di dekat mereka. Apalagi sempat dia mengira Zee suami Chika, dan mereka terlihat mesra saat di hadapannya. Jelas itu membuat Marsha sedikit risih berada di dekat Zee.

Setelah pagi sampai dengan siang mereka habiskan di pantai, siang menuju sore mereka pergi ke sebuah restoran untuk makan siang.

Mereka tiba di sana dan lekas menuju meja yang sudah lebih dulu Zee pesan.

Marsha sibuk membaca buku menu sendirian sedangkan Zee berbagi dengan Michi.

"Udang enak ngga?."
Tanya Michi pada Zee.

"Kamu alergi, pesan yang lain."
Ujar Marsha tiba tiba. Zee yang mendengar nya sampai di buat kaget. Sejak tadi Marsha diam, namun mendengar Michi menyebut udang, dia merespon nya.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang