8 tahun kemudian.
"Itu buat kanan, Marsha!."
"Ngga! Ini kiri!."
"Kanan!. Di bilang kanan!."
Zee merampas sepasang sepatu dari tangan Marsha."Ihh! Aku aja yang pakein. Kamu ngga usah!."
Desak Marsha. Dia pun meminta kembali sepatu yang Zee ambil."Ngga! Kalau kamu yang pakein, yang ada kebalik!."
Kekeh Zee. Sepasang sepatu itu pun dia sembunyikan di balik badannya.Marsha memasang wajah kesalnya yang meski sudah berumur tetap terlihat menggemaskan. Zee sampai menahan gemas agar tidak kalah dari istrinya.
"Zee...balikin."
Pinta Marsha dengan suara manja. Biasanya dengan suaranya yang imut itu, Zee pasti akan luluh."Ngga ya ngga!."
Zee mengalihkan wajahnya agar tak melihat wajah gemas Marsha.Disana tidak hanya ada Zee dan Marsha saja, melainkan ada seorang bayi imut yang memperhatikan mereka dengan wajah bingung nya. Umurnya masih dua bulan, belum tahu tentang apa yang terjadi. Dia hanya bisa melihat kanan dan kirinya yang tengah memperebutkan sepatu miliknya.
"Ini kan urusan cewe, jadi biar aku yang urus. Bisa balikin ngga?."
"Cuma pasang sepatu doang, cowo juga bisa."
"Tapi aku mau pasangin."
"Ya aku juga mau."
Zee duduk di tepi ranjang. Dia mengeluarkan sepasang sepatu dari balik badannya.
"Cayang, opa pakein sepatu ya?."
Ucap Zee lantas memasangkan sepatu pada kaki kiri bayi itu."Nieh."
Marsha di buat bingung ketika Zee memberikan sebelah sepatu padanya.
"Mau pakein kan? Iya inih."
Marsha tersenyum lalu meraih sepatu itu dan memasangnya di kaki kanan bayi itu.
"Udah?."
Zee dan Marsha kompak menoleh ke pintu. Disana ada ada sang putri yang berdiri sambil bersedekap tangan.
"Mommy udah pakein baju. Lihat deh anak kamu udah cakep."
Ujar Marsha."Daddy udah rapiin rambutnya, tambah lucu kan?."
Zee pun tak mau kalah memamerkan kebisaannya."Hah. Sini. Aku mau kasih asi dia dulu."
Pinta Gracie."Yah. Kita baru bentar ketemu dan main sama cucu, nanti lah."
Pinta Zee memelas."Iya. Mommy baru sekali gendong dia. Bentar lagi ya?."
"Aku ngga mau anakku jadi bahan rebutan kalian, mending kalian keluar sebelum aku marah."
"Kaka..."
"Mom, nanti lagi ya? Biar dia minum susu dulu."
"Ya udah deh."
Marsha keluar tak lupa menarik Zee juga. Keduanya pergi ke ruang tamu di apartemen anaknya.
"Huh. Udah lama ngga urus bayi, lumayan cape ya?."
Ujar Zee setelah duduk."He'em. Sensasi nya juga beda. Urus anak sama cucu."
Marsha tekekeh. Merasa lucu ketika kini dia sudah menjadi seorang nenek."Nenek Marsha, kenapa ketawa?."
Zee menahan tawanya ketika melihat wajah kesal Marsha."Apaan kakek Zee."
"Jelek banget kakek. Bagusan opa."
"Ya kau sih mulai. Aku juga maunya di panggil oma."