First love

2.2K 212 37
                                    

Gadis manis yang baru saja resmi menjadi seorang istri dari pengusaha kaya raya itu nampak murung duduk di dalam mobil. Mobil yang akan membawanya menuju sebuah rumah? Entahlah bisa dikatakan apa nanti tempat barunya itu. Yang jelas dia akan di bawa ke tempat baru yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Bisa jadi rumah, apartemen, hotel atau apalah itu yang bisa dia tinggali dan bisa juga itu sebuah tempat seperti penjara, tempat menampung segala resah gelisah dan lainnya. Pastinya akan menjadi tempat asing dan penuh adaptasi. Dia berharap tempat itu bisa jadi istana bagi rumah tangganya.

Pada akhirnya dia tiba. Dia bisa melihat rumah megah itu yang meliputi halaman luar yang luas, taman air mancur, garasi mobil yang bisa menampung hampir lima mobil bisa dia lihat dari masuk gerbang saja. Lalu jangan lupakan bangunan utamanya yang memiliki 4 pilar yang luar biasa megah nya itu.

"Silahkan nona."
Seorang petugas membukakan pintu untuk gadis itu turun. Gaun indahnya sempat menyusahkan nya untuk keluar meski akhirnya bisa dengan mudah setelah beberapa pekerja perempuan membantunya.

"Nona akan menepati kamar utama di lantai dua, mari ikut saya."

Ujar art yang sudah menyambut gadis itu di depan pintu. Tanpa banyak bicara dia pun mengikuti perempuan paruh baya itu sampai ke lantai dua.

Ceklek.

Begitu pintu terbuka, tampak lah sebuah kamar yang sangat luas dan megah. Di isi oleh king bed yang cukup untuk lima orang, sebuah tv dengan layar lebar, lemari kaca, sebuah sofa panjang dan masih banyak lagi benda yang membuat gadis itu takjub.

Kamar megah ini memang kamar impiannya sejak kecil dulu. Namun karena terlahir dari keluarga kurang mampu, dia tidak pernah berharap kedua orang tuanya bisa memberikannya rumah atau kamar semegah ini.

"Tuan akan segera tiba, apa mau saya bantu melepaskan gaunnya?."
Tawar art yang mengantar gadis itu.

"Ah, tidak perlu. Nanti saja sendiri saja."

"Panggil saya mba Siti saja, Nona. Saya akan menjadi asisten pribadi nona mulai hari ini. Tuan sudah mempercayakan nona pada saya. Jika nona butuh sesuatu, nona bisa panggil saya saja."

"Mba bisa panggil saya Marsha aja, ngga perlu ada imbuh imbuh Nona. Saya ngga nyaman di panggil begitu."
Pinta gadis manis itu sopan.

"Tapi nona..tuan.."

"Biar tuan jadi urusan saya. Nanti saya yang bilang langsung."

"Baiklah. Kalau begitu non..ah maksud saya neng Marsha bisa istirahat sebentar sebelum tuan sampai."

"Iya. Makasih ya mba?."

"Sama sama. Permisi."

Sepeninggal mba Siti, gadis itu hanya berdiri diam memandang sekitar. Tak dia sangka sang ayah memasukannya ke dalam sebuah istana megah ini.

Gadis lugu, manis, dan baik hati itu memang anak yang sangat berbakti. Dia rela menjadi istri ke tiga dari seorang pengusaha demi bisa menutupi semua hutang orang tuanya yang sudah menumpuk bagai gunung paling tinggi di Indonesia. Sulit di bayar sehingga hanya dia yang mampu melunasinya.

Namanya Marsha, usianya masih 19 tahun. Namun dia sudah terjebak dalam tali pernikahan akibat hutang orang tuanya. Dia masih berkuliah di semester 2. Yang tadinya dia akan di DO, berkat menikahi sang milyarder, dia berhasil lanjutkan kuliah.

Entah harus bersyukur atau tidak, Marsha hanya pasrah akan nasibnya ini.

Tepat pukul 10 pagi tadi, dia resmi menjadi seorang istri. Namun, dia sudah di tinggal sang suami yang harus pergi ke rumah istri ke duanya yang jatuh sakit akibat baru tahu akan di madu dan di madunya dengan gadis belia bernama Marsha.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang