First love

1.2K 172 9
                                    

Sudah seminggu lamanya sejak Marsha resmi menjadi seorang istri dari Pratama. Setelah menjadi seorang istri, Marsha merasa hidupnya banyak berubah. Dia sering kali harus bangun pagi dan tidur kemalaman karena menuggu suaminya pulang bekerja. Lalu dia juga yang menyiapkan sarapan dan menyiapkan perlengkapan sang suami sebelum berangkat bekerja. Meski Pratama tidak meminta itu semua dari Marsha, tetap saja Marsha inisiatif melakukannya sebagai kewajibannya menjadi seorang istri.

Sudah seminggu juga dia berangkat kuliah dari rumah mewah milik suaminya. Terkadang dia pergi di antar sang suami, terkadang menaiki mobil online, atau terkadang menumpang pada Zee atas suruhan sang suami.

Ya begitulah hidup Marsha sekarang. Hanya berputar pada rumah, suami dan juga kuliah. Tidak ada masalah, semua sudah berjalan dengan baik.

Pagi ini pun Marsha tengah sarapan bersama suaminya. Pagi ini Marsha masuk kuliah sedangkan sang suami pergi bekerja.

"Marsha, malam ini aku ke rumah mba Mila ya? Kamu ngga usah nunggu aku pulang."
Ujar Pratama setelah menutup sesi sarapannya.

"Iya. Kemarin mba Mila juga bilang ke aku kalau mas mau kesana."

"Besok dia cek up ke dokter dan minta aku temenin. Malamnya juga dia minta aku nginep. Udah seminggu aku ngga nginep disana."

"Iya, aku gapapa kok."

"Kalau nanti kamu takut, minta Zee nginep aja. Dia pasti mau."

"Aku ngga mau repotin dia, mas. Biar nanti aku sendiri aja."

"Loh, kenapa? Aku gapapa kok kalau dia disini. Dia bisa jaga dan temenin kamu. Pas malam pertama kamu disini dia juga nginep kan? Aku ngga masalah."

Bagi Pratama memang tidak masalah, tapi bagi Marsha akan jadi masalah. Apalagi bila ibu kandung Zee tahu anaknya menginap bersama Marsha, Marsha bisa kena omelan nantinya.

"Ngga usah deh. Aku gapapa."

"Aku yang ngga bisa tenang kalau kamu ngga ada temen. Rumah ini terlalu gede buat diisi satu orang aja."

"Gimana nanti aja."

"Oh ya, aku udah minta Zee jemput kamu juga, maaf aku ngga bisa anterin kamu soalnya ada meeting pagi."

"Iya."

"Adel sama Ashel juga ikut. Mereka satu kampus juga sama kamu."

"Oke."

"Ini pertama kali juga kamu ketemu mereka ya? Pas kita nikah kan dua anak itu nolak buat dateng. Katanya sibuk urus tugas. Emang dasar dua anak itu malas banget suruh dateng ke pesta. Nanti kamu ngga usah denger apa kata mereka. Mas yakin pasti mereka akan tanya banyak sama kamu, atau buruknya mereka akan nyerca kamu dengan kata pedas mereka, jangan di dengerin ya? Mereka emang anaknya nakal, iseng dan suka ceplas ceplos. Jangan masukin hati omongan sampah mereka."

Marsha terkekeh atas perhatian sang suami. Setidaknya dia bisa bersiap menghadapi sifat dua anak suaminya itu.

"Iya, aku gapapa. Mau marah juga aku ngga berhak juga. Dan apapun yang akan mereka katakan, mau baik atau buruk aku mau terima kok. Lagian mereka anak aku juga kan?."

"Bener itu. Makasih ya? Udah menerima anak anak aku juga."

"Iya, mas."

Pratama tersenyum senang. Baginya Marsha merupakan berkat dari Tuhan yang teramat berarti. Meski telah memiliki 3 istri, tetap saja Marsha istri paling dia syukuri. Istri pertamanya juga, tapi Marsha ada spesialnya.

"Pagi, Pa."

Zee masuk dengan buru buru. Pagi pagi sekali mamanya memberitahu bahwa dia harus mampir ke rumah sang papa untuk mengantar dua adiknya dan juga mamanya. Jadilah dia buru buru bersiap.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang