Akhirnya hari ini tiba juga. Hari dimana banyak sekali insan manusia yang mengenalnya akan menangis menghantar kepergian dari sahabatnya, rekan kerjanya, dan juga idolanya. Meski mereka tahu hari ini akan tiba, mereka tetap saja tidak rela bahwa akhirnya ada ujung di jalan itu. Dan ujung jalan itu adalah hari ini.Tak ada yang rela berpisah, termasuk Marsha yang telah tiba tepat waktu. Dia entah kenapa tidak bersemangat untuk datang ke Theater meski banyak orang yang dia rindukan ada disana. Rasanya berbeda karena show kali ini bukan seperti show biasanya. Ini last show dari sahabatnya. Mana bisa dia bersemangat disaat dia akan berpisah dengan sahabatnya yang selalu mengerti apa maunya, apa yang dia butuhkan dan apa yang dia harapkan.
Dan tentunya salah satu member yang selalu bersikap lembut, baik dan selalu mengalah padanya. Dia Azizi. Marsha kenal Zee hanya sebentar, tapi memori yang mereka ciptakan ada begitu banyak di waktu yang singkat itu.
Pertama kali mengenal Zee, Marsha pikir tidak akan pernah sedekat ini. Tak terpikir juga mereka akan bersahabat bahkan ada yang menyukai kedekatan mereka. Bahkan Marsha tak pernah berharap Zee akan mengenalnya,mencari carinya dan berkata merindukannya.
Bagi Marsha dirinya sama dengan member lain yang Zee kenal dan dekat, tapi nyatanya Marsha telah menjadi teman yang selalu Zee ingin kehadiran nya.
Sungguh, Marsha ingin pulang saja dan tak mau hadir di show kali ini. Karena dia tahu hari ini akan jadi hari kekalahannya. Dia pasti..akan menangis.
"Marsha...kamu baru dateng?."
Sapa Gracia. Dia duduk dan mulai mengeluarkan alat make up nya. Marsha yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum kecil sambil mengangguk."Ci Gre juga? Udah makan Ci?."
Tanya balik Marsha."Udah tadi. Dikit doang, engga enak makan banyak sebelum show."
Ujarnya."Sama Ci..aku juga gitu."
"Eh, Azizoy udah sampe belum sih?."
"Katanya lagi di jalan."
"Oh...pantes aja belom denger suara heboh dia."
"Ci Gre..."
"Kenapa?."
"Ci Gre jadi bikin surat?."
"Jadi, kamu mau bikin juga ngga?."
"Mau sih sebenernya, tapi takut kebanyakan yang kasih."
"Apasih, orang cuma aku sama Toya. Kamu kalau mau bikin sekarang aja mumpung Zee belom sampe."
"Gapapa Ci?."
"Ya gapapa lah. Siapa juga yang bakal protes. Zee juga pasti berharap kamu nulis surat juga."
"Ya udah deh...aku bikin dulu."
Marsha melipir entah kemana. Dia sibuk mencari kata kata yang mempresentasikan perasaan, ucapan selamat dan juga harapan untuk sahabat nya.
Berkali kali menulis, hapus, menulis, hapus, terus terulang ulang. Sampai staff yang menunggu surat Marsha jengah dan pergi meninggalkan Marsha.
"Mau nulis apa? Kalau cuma air mata yang bisa mewakili."
Gumam Marsha. Bahkan baru satu kata yang dia tulis air matanya sudah menetes berkali kali."Ayo Marsha, kamu bisa..kamu bisa."
Ujarnya menyemangati dirinya sendiri dan kembali menulis."Marsha mana Ka? Ka Marsha mana? Liat Marsha engga? Ci Gre liat Marsha ngga?."
Sayup sayup Marsha mendengar Zee mencari carinya. Setelah selesai menulis dia pun keluar dari persembunyian nya.
"Ini ka...maaf lama."
Ujar Marsha sambil menyerahkan surat yang telah ia tulis itu."Marshayaanggg."
![](https://img.wattpad.com/cover/323822255-288-k865010.jpg)