Sugar Daddy

2.7K 216 27
                                        

"Zee?."

"Hem? Kenapa? Kamu haus?."

Suara jaruk jam, suara mesin ac, dan alat kesehatan disana menjadi saksi bahwa perempuan yang di tanya itu menggeleng pelan.

"Kamu mau janji satu hal sama aku?."
Ucapnya lirih.

"Apa Marsha?."

"Jagain anak kita. Besarkan dia seperti harapan kita."

"Iya. Kita akan membesarkan dia bareng bareng."

Perempuan itu menggeleng pelan.

"Bukan aku, tapi kamu."
Ucapnya lirih.

"Maksud kamu apa?."
Ujar laki laki itu dengan suara yang lirih pula.

"Aku nyerah, Zee. Aku ngga bisa."

"Marsha...jangan gini, ayo semangat. Kamu pasti bisa. Dia udah lahir, kamu juga harus sehat."

"Zee, maaf. Maafin aku."

"Marsha...sha..jangan tinggalin aku. Marsha!!."

"Marsha! Kamu harus bangun! Marsha!."

Zee membuka matanya. Nafasnya tak beraturan akibat mimpi yang selalu muncul setiap kali dia pejamkan mata.

Bayangkan, selama 16 tahun Zee salalu mimpi buruk. Mimpi atas kejadian yang pernah dia alami. Mimpi yang membuat duanianya runtuh seketika.

"Marsha...."

"Iya...mama?."

Jinan memeluk Marsha saat gadis itu akan pergi ke sekolah. Sudah dua hari Marsha tidak masuk karena sakit. Hari ini dia sudah merasa lebih baik sehingga memutuskan untuk pergi ke sekolah.

"Marsha, setelah kamu tahu semuanya, kamu bisa panggil oma dengan panggilan oma aja ya?."

Marsha nampak mengangguk kecil.

"Maafin Oma sayang, yang sudah membuat kamu jadi ngga nyaman. Maafin oma."
Ungkap Jinan. Marsha sakit karena merasa di bohongi selama ini. Dia juga merasa canggung jika bertatapan dengan Jinan sekarang. Seseorang yang sudah dia anggap sebagai mamanya, ternyata dia adalah neneknya. Siapa coba yang tidak akan canggung.

"Seperti kata papa kamu, Oma lakuin ini demi kebaikan kamu. Semua demi kamu. Papa kamu ngga mau kamu tumbuh besar dengan dia yang kala itu juga masih kecil. Dia ngga mau kamu salah jalan, dia mau yang terbaik buat kamu. Makanya dia menitipkan kamu ke oma."

Jinan mulai mengusap bahu Marsha.

"Mulai sekarang, kamu harus baik sama papa kamu. Begitu begitu dia selalu tanya kabar kamu. Pulang sekolah nanti katanya dia mau jemput kamu dan ajak kamu ke rumah terakhir mama kamu. Kamu mau ya? Waktu dia ngga banyak lagi, oma harap kamu mau ikut sama dia. Ya?."

Marsha akhirnya mengangguk.

"Ya udah, semangat sekolahnya sayangnya oma."

Setelah mencium kening Marsha, Jinan mengantar Marsha sampai ke mobil online yang Jinan pesan.

Di dalam mobil, Marsha termenung. Mengingat obrolannya semalam dengan Jinan.

Jinan menceritakan semuanya padanya dengan berlinang air mata. Mengatakan perjuangan Zee mendapat maaf darinya, dan mengakui semua kejahatannya. Jinan menceritakan juga perjuangan Zee dalam menjaga ibunya selama hamil dirinya. Perjuangan dua sejoli muda itu panjang dan berliku sampai akhir nya bisa menikah.

Mereka kira setelah menikah, perjuangan mereka jadi ringan, mereka salah besar. Justru ujian demi ujian di lewati mereka. Semua di mulai dari penyakit yang tiba tiba muncul dari kehamilan yang terlalu muda itu. Marsha sering sakit, harus bolak balik ke rumah sakit. Hingga akhirnya bisa melahirkan.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang