The Heirs

1.6K 204 31
                                    

Note; ini bukan adaptasi Drakor dengan judul yang sama ya, ini murni imajinasi aku dan mengambil sedikit alur dari Drakor aslinya. Jadi enjoy aja bacanya...😉

...



Ceklek

"Sha, kamu udah pulang sayang?."
Seseorang memasuki kamar dengan senyum sumringahnya.

"Eh, iya ma."
Jawab sang anak yang baru selesai berganti baju.

"Gimana sekolah kamu hari ini? Lancar?."

"Lancar, Ma."

"Syukur deh. Ini mama udah ambilin kamu makan. Kamu makan dulu ya? Abis itu kerjain pr kamu dan baru boleh bantuin mama."

"Siap laksanakan!."

"Pintarnya anak mama ini."
Beliau mengusap kepala anak perempuan nya penuh sayang.

"Iya dong."

"Kalau gitu mama tinggal dulu ya? Mama mau setrika baju."

"Iya, Ma, semangat kerjanya."

"Makasih sayang."

Perempuan bernama Indah Cahya itu keluar dari kamarnya dan pergi menuju rumah utama milik majikannya untuk kembali bekerja.

Sedangkan sang anak yang bernama Marsha Lenathea di biarkan makan sendiri di dalam kamar yang luasnya hanya 3×4 meter itu.

"Beuhhh. Enak banget masakan mama."
Ucap Marsha di sela kunyahannya.

Marsha berumur 15 tahun. Masih belia dan penuh semangat. Sayangnya, gadis secantik, sepintar dan se-sempurna Marsha harus lahir dari keluarga tidak mampu. Tentu itu bukan kelemahan Marsha, atau suatu hal yang membuat dia tidak bersyukur telah di lahirkan dari rahim seorang ibu bernama Indah yang begitu menyayangi nya.

Marsha hanya segelintir orang yang belum beruntung saja. Tapi, lihatlah wajahnya saat makan. Dia berseri seri.

Dia sangat mensyukuri segala sesuatu meski itu hanya se butir nasi saja dia sudah bersyukur. Lalu, apa kalian sudah bersyukur hari ini?

"Beuhh. Kenyang banget. Waktunya bantu mama."
Marsha keluar kamarnya dan membawa piring kotor itu menuju dapur, tempat mamanya berada.

"Neng Marsha, udah makan?."
Sapa Lulu. Beliau kepala chef di rumah besar itu.

"Udah, mba. Ini mau balikin piring. Hehehe."

"Ya udah. Taruh aja di wastafel. Biar nanti di cuci."

"Marsha aja yang cuci."

"Ngga usah. Nanti jatuh lagi."

"Hehehe. Maaf deh."

Lulu tersenyum melihat wajah sedih Marsha.

"Udah ya, kamu bantu mama kamu aja, dia lagi angkat jemuran di samping rumah."
Lulu mengusap bahu Marsha. Dia takut membuat anak itu sedih.

"Oke deh. Marsha susul mama dulu ya, mba?."

"Iya."

Marsha menyusul mamanya menuju tempat jemuran baju.

"Loh, kok kesini? Pr kamu udah selesai?."
Tanya Indah.

"Pr aku udah selesai semua kok."
Marsha mengikuti Indah mengangkat jemuran kering.

"Kamu bantu mba Lulu aja, disini panas."

"Ngga ah. Bantu mama aja."

"Ya udah. Kamu selesai in ambil jemuran nya, mama mau bawa sebagian masuk buat mama setrika. Nanti kamu bawa masuk sisanya ya?."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang