Jealous

2.5K 232 12
                                    

Seorang perempuan turun dari sebuah mobil mewah berwarna hitam. Pandangan matanya langsung tertuju pada pintu rumah yang cukup tinggi menjulang itu. Rasanya seperti mimpi. Dirinya akan tinggal di rumah bak istana ini mulai hari ini.

Helaan nafas berat ia keluarkan. Seperti menghilangkan beban di hatinya karena harus berpisah dengan kedua orang tuanya dan menetap di rumah orang asing yang baru di kenalnya.

"Marsha, selamat datang sayang."

Shani menyambut menantunya dengan hangat seperti anak sendiri.

"Hallo tante."
Sapa balik perempuan tadi yang bernama Marsha.

"Loh..kok masih manggil mamah itu tante sih. Panggilnya mamah dong, mamah Shani. Kan sekarang kamu udah resmi jadi anak mamah juga. Oh ya, suami kamu mana?."

"Ah..itu. Dia...."

Brak!

"Kenapa, Mah?."

Seorang laki laki keluar dari balik kemudi.

"Ya ampun, mamah kira kamu kemana. Ayo ajak istri kamu keliling rumah."
Ujar sang ibu pada anaknya.

"Buat apa? Toh nanti dia bisa lihat sendiri."
Jawabnya cuek.

"Zee, ngga boleh gitu sama Marsha. Ayo ajak istri kamu keliling rumah, dia kan baru pertama kali ke sini."

"Ck! Repotin aja. Udah lah Mah, biarin dia adaptasi sendiri."

"Zee..."

"Tante...eh...mamah. Marsha nanti bisa keliling sendiri kok, kasian ka Zee mungkin masih cape."
Lerai Marsha dengan sopan.

"Yaudah. Kalian masuk gihh, pasti masih cape."

"Iya, Mah."

"Eh iya, rumah kalian di sebelah kanan ya? Ngga perlu lewat rumah utama dulu."
Katanya mengingatkan.

"Loh..trus Zee kamarnya pindah gitu?."

"Ya iya lah, Nak. Kan udah punya istri..masa mau satu rumah sama mamah papah terus. Lagian kalian kan menempati rumah baru yang di sebelah rumah utama ini. Kamu tenang aja, disana sama kok seperti rumah utama ini. Semua fasilitas ada dan lengkap bahkan sudah ada mba Arum yang hendel semua keperluan kalian nanti jadi kalian ngga perlu repot repot."

"Tapi Mah, Zee ngga mau pindah. Zee udah nyaman di kamar yang sekarang."

"Zee...udah saatnya kamu mandiri. Udah, jangan kebanyakan protes kamu. Mba Arum.."

"Iya nyonya."

"Antar Zee dan istrinya ke rumah baru ya?."

"Siap nyonya. Den, nyonya muda..mari ikut saya."

"Ck!."

Meski masih belum menerima keputusan mamahnya, Zee tetap menurut sedangkan Marsha pasrah akan keadaan dirinya nanti di rumah ini.

Marsha dan Zee baru resmi menikah dua hari yang lalu. Setelah resmi menikah mereka sempat menginap di Hotel mewah selama dua hari dan itu yang membuat Zee baru sempat membawa istrinya ke rumah.

Tidak dia sangka dia di tempatkan di rumah baru samping rumah utama yang sudah sejak kecil Zee tempati. Ya, dia tahu proses pembangunan rumah yang hampir memakan lahan se luas lapangan sepak bola ini. Tapi dia tidak mengira itu rumah di khususkan untuk nya.

..

Tiba di rumah baru, Zee lekas mencari kamarnya karena dirinya sudah mengantuk sejak tadi.

"Mba...kamar aku yang mana ya? Bingung carinya."
Tanya Zee pada mba Arum yang mengantar keduanya. Selama ini dia tidak pernah datang melihat lihat rumah baru ini karena kesibukkannya. Itu makanya dia kebingungan sendiri di rumahnya sendiri.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang