Uncontrollably Fond

1.2K 145 18
                                    

Sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar. Di dalam mobil ada sedikitnya lima orang dan dua di antaranya dengan cepatnya menurunkan seseorang dari dalam mobil dengan cara mendorongnya hingga terjatuh di atas aspal.

Bugh!

"Jalan!."

Mobil itupun berjalan sangat cepat meninggalkan tempat itu.

Seorang satpam rumah tersebut mendengar suara mobil berhenti lalu suara seperti benda jatuh dan tak lama suara mobil pergi lagi membuatnya curiga. Beliau memutuskan keluar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Dan betapa terkejut nya beliau melihat manusia tertidur di atas aspal dengan kedua tangan dan kaki terikat kuat. Karena panik, beliau lekas mendekati dan lebih terkejut lagi ketika melihat wajah dari seseorang yang tak sadarkan diri itu.

Ya! Seseorang yang seperti di buang itu adalah anak dari majikannya yang dua hari hilang kabar. Bahkan kedua orang tuanya tengah berada di kepolisian untuk mengetahui perkembangan pencarian pemuda itu.

Setelah memastikan itu benar anak majikannya, beliau lekas melepaskan tali yang mengikat tangan dan kakinya lalu sekuat tenaga menggendongnya masuk ke dalam rumah.

"Mbok! Mbok! Den Azizi pulang!!mbok!!."
Teriaknya saat masuk ke dalam rumah.

Mbok yang di panggil itu pun keluar dari dalam dapur dengan tergopoh gopoh.

"Alhamdulillah! Aden!!."

"Mbok...telfon Bapak dan Ibu, bilang den Zee udah ketemu."

"Siap..."

Wanita paruh baya itu pun lekas menelfon majikannya untuk segera pulang.

20 menit kemudian Ali dan Istrinya Azizah pun telah sampai di rumah. Zee juga sudah di pindahkan ke kamar serta sudah berganti baju luaran karena terlalu kotor dan bau.

Wajahnya yang lusuh dan penuh luka pun sudah terobati dengan baik serta luka di beberapa lengan, bahu dan sekujur tubuh pun sudah terobati. Tapi kesadaran Zee belum juga kembali.

"Mbok, Zee mana?."

"Di atas Ibu...tadi baru aja di obati dokter."

Azizah lekas menuju kamar anaknya bersama suaminya.

"Zee!."

Seorang dokter klinik terdekat yang tadi di panggil langsung itu pun mundur beberapa langkah membiarkan Azizah memeluk anaknya.

"Zee...anakku..ya ampun nak, kamu kemana aja? Umi khawatir."

Ali pun beberapa kali bernafas lega dan mengucapkan rasa syukurnya.

"Dia banyak mengalami luka luka, kemungkinan dia mengalami kekerasan yang intens. Tapi lukanya tidak terlalu parah. Hanya lebam yang dalam beberapa hari akan segera pulih dan bila Bapak atau Ibu mau membawa nya ke rumah sakit saya memperbolehkan karena untuk memastikan semuanya baik baik aja."

"Dok, terima kasih banyak sudah menolong anak saya. Saya akan segera membawanya ke rumah sakit untuk melakukan cek kesehatan memastikan dia baik baik saja."

"Sama sama. Saya hanya memberikan pertolongan pertama pada lukanya, jadi lebih baik memang di bawa ke rumah sakit saja."

Tak lama Zee pun di bawa ke rumah sakit oleh orang tuanya yang terlalu khawatir akan keadaan Zee. Zee pun mendapatkan perawatan dan sudah di pindahkan ke kamar rawat biasa.

"Apa kata dokter?."
Tanya Azizah ketika suaminya kembali ke kamar rawat Zee.

"Semua tes dia bagus. Cuma memang hanya luka lebam. Tapi perutnya mungkin beberapa hari akan susah mencerna makanan kasar jadi harus makan makanan yang lembek dulu."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang