Are You My Mom ?

2.2K 301 48
                                    

5 tahun yang lalu.

Setelah memeriksakan kandungan nya dan telah mengetahui penyebab rasa sakit di perutnya, Marsha memilih pulang ke rumah orang tuanya dan menceritakan semuanya. Zee pergi bekerja sehingga Marsha memilih pulang daripada tinggal sendiri di apartemen mereka.

"Kamu yang sabar, Tuhan tengah menguji seberapa kuat hambanya."
Cindy hanya mempu menguatkan hati putrinya.

"Tapi, Ma. Marsha ngga kuat. Rasanya sakit banget."

"Kalau memang kamu ngga kuat, lepasin sayang. Zee benar. Kalian bisa mendapatkan nya lagi."

"Tapi Marsha ngga mau menyerah. Anak ini harus lahir."

"Dengan menahan rasa sakit itu? Kamu yakin kuat?."

"Yakin. Makanya Marsha butuh mama."

"Mama akan selalu disini. Kamu tenang."

Marsha dan Zee memutuskan untuk mempertahankan kandungan itu. Meski setiap kali harus merasakan sakit yang luas biasa tapi Marsha sanggup melewati bulan demi bulan hingga tiba di bulan ke 7 kehamilan nya. Sejauh ini dia berhasil melewati penderitaan itu berdua dengan Zee yang selalu sigap membantu.

Kedua orang tua Marsha pun ambil andil dalam menjaga Marsha ketika Zee harus bekerja ke luar kota. Sedangkan keluarga Zee yang notabene orang berada sibuk bekerja sehingga jarang sekali ikut menemani Marsha di rumah.

Sore itu Marsha kebetulan tengah mengunjungi rumah mertuanya. Bosan hanya duduk di sofa, dia memilih jalan jalan ke taman samping rumah dimana disana ada Gracia yang sibuk menata tanaman kesayangan nya.

"Mi, mami lagi apa?."
Tanya Marsha.

"Mami lagi rapiin bonsai nieh. Kamu kenapa keluar? Di dalem aja."
Ujar Gracia tanpa menoleh. Dia terlalu asik dengan kegiatan nya.

"Marsha bosan di dalam, Mi. Makanya Marsha jalan jalan ke sini."

"Zee kemana emangnya?."

"Pergi sama papi."

"Oh. Ya udah, kamu duduk aja. Kan cuma itu yang bisa kamu lakuin sekarang."

Marsha sedikit tersentak. Ucapan mama mertuanya biasa saja memang, tetapi terdengar lain di telinga Marsha yang sekarang sering sensitif oleh ucapan orang orang.

"Sha, kamu kenapa sih kekeh pertahanin anak itu? Udah tahu dia bawa penyakit, kenapa kamu pertahankan?. Kan bisa kamu relain dia, dan pasti ngga lama kamu bisa hamil lagi kok. Kenapa repot repot bawa bayi dan penyakit kamu kemanapun kamu pergi."
Gracia masih sibuk memotong daun kering di bonsai nya ketika berkata demikian. Dia bukan mertua yang julid, hanya saja dia kesal pada sifat keras kepala Marsha yang masih kekeh ingin anak di kandungannya lahir meski tahu resiko nya saat melahirkan nanti.

Marsha mengusap perut nya. Tiba tiba bayi di dalam perutnya menendang. Kali ini bercampur rasa nyeri yang begitu kuat. Marsha pun hanya bisa merintih diam diam.

"Marsha cuma mau lihat wajah dia. Dia perempuan dan Zee pengen anak pertama itu perempuan. Marsha ngga yakin kalau bisa hamil anak perempuan lagi. Jadi, lebih baik pertahanin dia."
Jawab Marsha setelah berhasil meredam rasa sakitnya.

"Kamu ini. Masih seperti yang dulu, keras kepala. Kamu ngga kasian sama Zee ? Zee rela kerja banting tulang demi kamu dan bayi itu. Kalau aja kamu ngga keras kepala dan mau nurut apa kata suami kamu, kan dia ngga perlu kerja keras begitu. Demi oprasi kamu kelak dia rela kerja pagi sampai malam di kantor. Mami sedih liat dia pulang dini hari terus berangkat pagi lagi. Itu demi kamu yang egois. Kamu yang hanya mementingkan kemauan kamu agar anak itu lahir dan kamu juga sehat."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang