Setelah di rawat selama dua hari di rumah sakit, Marsha akhirnya di perbolehkan pulang ke rumah. Kondisinya membaik tapi mentalnya sepertinya masih drop. Dia jadi pendiam dan banyak melamun.
"Sha..makan dulu ya?."
Bujuk Chika yang kembali ke rumah karena kondisi adiknya. Chika memang tinggal di rumahnya sendiri bersama sang suami dan anaknya. Hanya sesekali datang dan berpura pura menjadi istri Zee dan ibunya Michi. Selebihnya dia pulang dan menjadi ibu untuk anaknya yang dua tahun lebih tua dari Michi.Kepergian Chika beberapa minggu yang lalu itu hanya alibi saja, sebenarnya Chika pulang ke rumah nya karena sang anak sakit. Michi ikut agar sandiwara itu bisa berjalan.
Marsha menggelengkan kepalanya menolak makanan apapun yang Chika sodorkan.
"Sha...nanti kamu cepet sembuh kalau mau makan dan minum obat."
Marsha masih diam.
"Sha..."
Di tengah Chika membujuk Marsha, datanglah Michi. Anak itu berjalan perlahan menuju ranjang.
"Ma..."
Suara panggilan itu membuat Marsha mengejapkan matanya. Namun dia tetap tidak menoleh."Michi..kamu mau ngobrol sama mama?."
Tanya Chika."Boleh?."
Tanya balik Michi."Ya boleh. Kalau bisa bujuk mama buat makan ya?."
"Iya."
"Ya udah kalau gitu. Tante tinggal ke bawah sebentar ya?."
"He'em."
Setelah Chika keluar dari kamar, Michi lekas mendekati ranjang dan duduk di tepian. Marsha yang melamun melihat ke jendela tak bergeming sekalipun. Di dalam otaknya tengah berdebat tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Mama...ma, Michi kangen. Udah lama mama lupa sama Michi, kapan mama mau inget sama aku?. Ma...Michi mohon, Mama harus bangun."
Marsha masih diam. Namun air matanya turun menandakan bahwa Marsha masih bisa mendengar apa yang Michi katakan.
Tangan mungil itu menghapus air matanya.
"Michi nakal ya? Jadi mama lupa sama Michi. Maafin Michi kalau benar Michi nakal. Michi janji ngga akan nakal lagi, tapi Michi mau mama inget sama Michi."
Zee telah mengizinkan Michi untuk memanggil Marsha dengan sebutan Mama lagi setelah satu tahun anak itu harus memanggil Marsha dengan panggilan aunty.
Semua berawal dari saat Marsha baru saja sadar dari komanya, Michi yang pada saat itu sangat rindu pada mamanya lekas memanggil Marsha Mama, namun apa yang terjadi? Marsha hilang kendali, dia mengamuk dan jatuh pingsan lagi. Dia syok karena ingatan nya berhenti saat masih umur 18 tahun, dia tidak ingat bahwa dia telah menikah dan memikiki seorang anak. Sejak saat itu Zee melarang Michi memanggil Marsha dengan sebutan Mama agar kondisi Marsha tidak drop kembali.
Usapan demi usapan Michi berikan. Karena gerakan yang berulang itu, mata Marsha mulai hidup. Beberapa kali mengejapkan.
Saat Michi masih berusaha menghapus air matanya, Marsha menahan tangan itu.
"Kamu siapa?."
Tanya Marsha dengan suara yang serak."Michi Lenathea."
"Kenapa panggil aku Mama?. Aku bukan mama kamu."
Marsha menyingkirkan tangan Michi dari pipinya dengan sedikit kasar.Air mata Michi kini yang deras keluar. Ada rasa sedih, takut dan juga kecewa. Dia kira Marsha telah ingat semuanya, tapi ternyata belum.
"Maaf. Maafin aku aunty."