Meski Jinan banyak menawarkan bantuan untuk Marsha, namun sampai saat ini Marsha belum juga mau menerimanya karena dirinya merasa belum membutuhkannya. Dia masih berusaha memenuhi semua kebutuhannya sendiri karena Zee sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari hari walau tak seberapa.
Setelah Marsha tahu dirinya positif hamil, dua hari kemudian dia pergi ke bidan. Ternyata alat itu tidak berbohong. Marsha hamil dan usianya baru dua minggu.
Setelah tahu dari bidan, Marsha merasa kacau. Disisi lain dia bahagia karena kembali mendapat anugrah terindah dari Tuhan, tapi disisi lain mengingat dia tengah berada di masa sulit rasanya dia sedih karena seperti tidak mengharapkan nya.
"Mama...ayo pulang."
Ajak Angel yang ikut pergi ke bidan.Mereka masih duduk di bangku panjang depan rumah bidan tersebut karena Marsha masih syok atas apa yang telah terjadi. Dia menyesal karena lupa melakukan KB saat seharusnya dia sudah melakukan itu beberapa bulan lalu. Seandainya dia tidak lupa, mungkin janin yang ada di dalam perutnya saat ini tidak akan pernah hadir.
Tapi, nasi telah menjadi bubur. Mau tidak mau Marsha harus menerima kabar bahwa dia hamil. Saat ini tugasnya adalah menjaga janin itu dan memberitahu Zee mengenai kehamilannya. Entah akan jadi kabar baik atau buruk nantinya, Marsha serahkan pada Zee.
"Eh, iya. Ayo kita pulang."
Keduanya menaiki angkot dan pergi dari sana.
"Mama sakit apa sih? Kok kita ke bidan?."
Tadi Marsha membiarkan anaknya bermain di halaman rumah bidan, sehingga dia tidak tahu tujuan Marsha kesana.
"Mama gapapa. Cuma sakit tapi sedikit aja."
"Sekarang masih sakit?."
"Udah sembuh dong, kan udah ketemu bidan."
"Kalau sakit kita ke bidan langsung bisa sembuh ya?."
"Bisa dong. Kan di kasih obat."
"Oh gitu. Ma, kalau kita mampir ke tempat kerja papa, boleh ngga? Bentar aja. Angel mau liat tempatnya."
Pinta Angel yang setiap kali pergi ke luar pasti meminta hal itu."Kamu bener bener pengen liat ya?."
"Iya. Boleh ya? Kita liat dari jauh aja."
"Tapi ada syarat nya."
"Apa?."
"Jangan bilang ke papa kalau kita abis dari bidan ya?."
"Loh, Kenapa?."
"Takutnya papa jadi khawatir sama mama. Padahal mama udah sembuh, bisa ya jaga rahasia ini?."
"Bisa kok. Tapi janji kita ke tempat kerja papa."
"Iya. Kita ke sana sekarang."
"Yey!!."
Marsha meminta supir angkot untuk berhenti di pinggir jalan raya. Setelah membayar ongkos, Marsha menuntun anaknya menuju sebuah minimarket. Dari jauh sana mereka bisa melihat Zee tengah berjaga di depan minimarket.
"Itu papa?."
Tunjuk Angel pada Zee yang duduk."Iya. Itu papa."
Jawab Marsha."Kok disana? Lagi apa?."
"Papa kerja."
"Kenapa papa kerja di luar? Bos papa galak ya jadi papa di suruh di luar?."
"Ngga kok. Papa ngga punya bos. Bosnya ya papa kamu."
"Kata papa, papa kerja di tempat yang luas, bisa liat mall. Kok disitu sih?. Papa bohong!."
Ucap Angel kesal."Sayang, liat deh baik baik."
Marsha membungkukan badan nya. Kini wajahnya dan wajah Angel sejajar.
