Sugar Daddy

2.3K 243 25
                                        

"Marsha pulang!."

Marsha menutup pintu rumahnya dengan pelan karena sang mama selalu memarahinya jika menutup pintu dengan di banting.

"Kamu udah pulang sayang?."

Suara asing itu membuat Marsha kaget. Di tambah sosok pria yang muncul dari dalam rumah menambah kekagetan Marsha. Dia bahkan sampai mundur beberapa langkah ke belakang.

"Marsha?."
Jinan muncul dari belakang pria tadi.

"Ma? Dia siapa?."

Jinan mendekat lalu meraih bahu Marsha.

"Kita makan dulu ya?."
Katanya mengajak Marsha menuju meja makan.

Selama makan berlangsung, Marsha mencuri pandang melihat pria yang ada di depannya. Pria yang jelas jelas itu adalah Zee yang tetap cuek di lirik Marsha sejak tadi.

"Gimana sekolah kamu hari ini?."
Jinan memulai pembicaraan setelah menutup makannya.

"Baik. Tadi aku juga abis kerjain tugas bareng di rumah Indah."

"Oh, gadis jambi itu?."

"He'em. Marsha ganti baju dulu ya?."

"Iya. Abis itu temui mama ya?."

"Iya."

Sebelum pergi, Marsha kembali melirik Zee. Zee yang di lirik dengan tatapan bingung jadi tersenyum kecil.

"Mirip banget kan?."
Tanya Jinan setelah Marsha masuk ke kamarnya.

"He'em. Jadi kangen Marsha deh."

Jinan mengusap bahu Zee.

"Temui dia. Bawa Marsha juga."

"Kayaknya ini belum saatnya deh. Aku takut dia kaget."

"Jelas. Tapi mau sampai kapan kamu rahasiain ini? Udah 16 tahun loh dia ngga kenal siapa kamu."

"Mau gimana lagi, aku juga ngga pantas dia kenal."
Pasrah Zee.

"Kamu papanya, Zee. Kamu pantas dia kenali. Dia harus tahu dia punya papa yang keren seperti kamu."

"Hah. Papa keren kata mama?."
Zee tertawa menertawakan dirinya. "Yang ada dia ngga akan mau akuin aku sebagai papanya. Mana ada seorang papa ninggalin anaknya sampai 16 tahun? Ngga ada. Dan Zee juga ngga berharap dia mengakui Zee sebagai papanya. Udah cukup mama jadi mama buat dia. Zee ngga berharap lebih."

"Zee, Marsha persis seperti mamanya. Hatinya lembut dan baik. Mama rasa dia ngga akan sejahat itu engga mau mengakui kamu. Mama yakin perlahan dia akan terima kamu. Setidaknya kasih tahu dia siapa kamu."

"Liat nanti aja."

"Kamu jangan takut, kan ada mama."

"Iya. Makasih ya ma? Selalu ada buat Zee."

"Sama sama."

Setelah mengganti bajunya, Marsha pergi menemui Jinan di belakang rumah.

"Ma.."

Jinan menoleh ke belakang dimana Marsha masih berdiri di pintu.

"Sini, nak."

Marsha berjalan ke arah Jinan sambil melihat ke sekeliling nya takut ada Zee disana.

"Zee udah pergi. Tadi pamit ke luar sebentar."
Ujar Jinan yang paham melihat gerak gerik Marsha.

Marsha akhirnya bernafas lega.

"Dia siapa sih? Kok aneh banget? Kenalan mama atau...eh! Dia kok panggil mama dengan sebutan mama juga? Anak mama?."
Ucap Marsha dalam satu tarikan nafas saja.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang