First Love

1.5K 195 20
                                    

Marsha terus memperhatikan gerak gerik Zee yang berdiri tak jauh dari area pelaminan. Senyumnya terkadang terbit disaat para tamu naik dan memberikan selamat kepadanya. Sebagian besar Marsha tidak kenal siapa mereka. Hanya segelintir orang yang dia kenal karena berasal dari keluarga nya.

Marsha masih bisa bersyukur karena acara kali ini kedua orang tuanya juga turut hadir. Memakai gaun senada dengannya yang membuat Marsha lebih nyaman di atas pelaminan.

Acara masih terus berlanjut. Setelah potong kue tadi, buket bunga yang dia pegang sudah dia lemparkan dan Zee justru yang mendapatkan nya. Sorak sorai tamu mengiringi saat Zee menyimpan buket bunga itu.

Rasanya sedikit cemburu. Entah wanita mana yang akan beruntung mendapatkan sosok sempurna seperti Zee ini. Sampai sekarang pun tak ada yang tahu bahwa Marsha diam diam juga menyukai Zee.

Ya, gadis mana yang tidak akan jatuh hati pada sosok hangat seperti Zee ini. Selalu memperlakukan dia bak ratu. Dia selalu mendapatkan perlakuan baik dari Zee yang membuat Marsha sangat menyukai sosok Zee ini.

Zee memang idola di kampusnya, dan dirinya masuk jajaran fans fanatik Zee. Dia bahkan sudah menyukai Zee ketika pertama kali Zee memperkenalkan diri saat masa orientasi akan segera di mulai. Dan takdir selucu itu sehingga membuat keduanya menjadi dekat hingga sekarang ini.

Zee tahu Marsha terus memperhatikan dirinya sejak tadi. Bahkan Zee tahu raut berbeda dari Marsha ketika dia mendapatkan buket bunga itu. Zee merasa Marsha cemburu? Mungkin iya mungkin tidak. Yang jelas Zee juga cemburu ketika dengan mesranya papanya menggandeng tangan Marsha di atas pelaminan.

"Zee?."

Wanita paruh baya yang begitu anggun mendekati Zee. Beliau adalah ibu kandung Zee, alias istri pertama seorang Pratama Burhan yang kini telah resmi memiliki tiga orang istri.

"Mama, kenapa?."
Tanya Zee.

"Kamu udah makan? Mama liat liat kamu diam aja dari tadi, kamu mau mama temenin liat makanan di sini?."

Zee melirik Marsha sebentar. Marsha seakan tahu dan hanya mengangguk saja memberi isyarat bahwa dia baik baik saja.

"Boleh."

"Ya udah kalau gitu."

Wanita bernama Nayla itu pun menuntun sang anak menjauh dari area depan pelaminan menuju stand stand makanan.

"Kamu kenal dia?."
Tanya Nayla tiba tiba.

"Dia?."

"Marsha, mama baru kamu."

"Oh. Iya."

"Serius kamu kenal dia? Dimana?."

"Kampus?. Dia adik tingkat aku soalnya."

"Oh gitu. Pantes."

Zee mengerutkan keningnya.

"Pantes?."
Tanya Zee bingung.

"Iya. Kalian kelihatan deket gitu. Dari kalian sampai di gedung sampai tadi kalian sering liat liatan dan sering senyum ke satu sama lain."

Zee meringis. Dia tidak tahu bahwa mamanya memperhatikan dirinya.

"Jangan macem macem sama Marsha di depan papa. Papa bisa marah besar kalau kamu macem macem sama dia."

"Zee tahu."

Zee terus membuntuti mamanya yang memegang piring sedangkan dia tidak. Dia tidak napsu makan sejak tadi karena dia khawatir.

"Mama Mila ngga suka sama Marsha, makanya dia selalu usaha buat gagalin acara pernikahan ini sejak pagi."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang