Umbrella

1.1K 189 18
                                    

Ketika pagi menjelang, Zee nampak bersemangat memulai harinya. Dia bahkan bangun pagi hanya karena terlalu tidak sabar ingin bertemu gadis payung itu. Dia pun sengaja pergi ke sekolah menaiki sepeda motornya karena tidak ingin bermacet macetan dan ingin juga segera tiba di sekolah. Niatnya juga dia ingin sekalian mengantar pulang gadis itu jika bisa. Semoga harapannya tidak pupus ya.

"Widih. Tumben bawa motor?."
Ujar Christian. Dia sahabat karib Zee sejak smp.

Keduanya bertemu di area parkir motor. Christian yang baru saja tiba sedikit heran temannya datang menggunakan sepdea motor.

"Hehehe. Mama sama papa kebetulan pergi ke LA tadi pagi, jadi gue bisa berangkat pakai motor."
Jawab Zee santai.

Keduanya berjalan bersamaan ke kelas mereka di lantai dua sembari terus bergurau.

"Kemarin jadi main bakset?."

"Jadi."

"Hujan hujanan dong?."

"Iya."

"Gila lo! Tante Shani pasti marah tuh."

"Ya gimana. Gue suka ujan."

"Dan mulai sekarang juga suka payung."
Tambah Zee dalam hati.

"Malah senyum senyum."
Christian nampak mendorong bahu Zee karena Zee tiba tiba tersenyum tanpa sebab.

"Ada sesuatu kemarin yang bikin gue tambah suka sama ujan. Lo mau tahu ngga?."

"Apaan?."

"Payung."

"Dih! Gila ya?."

"Pokonya payung yang kemarin hadir bener bener bikin gue susah tidur. Lo bakal kek gitu kalau udah liat payung itu."

"Manusia bukan dia?."

"Iya. Tapi kayaknya...jelmaan deh."

"Heh! Lo ketemu setan? Di sekolah? Siang siang?!."
Christian tampak panik. Kepalanya sampai di dorong oleh Zee karena banyak yang memperhatikan mereka jadinya.

"Berisik!."
Ujar Zee.

"Ya lo sih! Bikin panik aja. Jadi, apa yang lo liat kemarin?."

"Dia bidadari gue rasa. Selama gue sekolah disini, baru pernah gue ketemu cewe secakep dia. Ka Chika senior kita yang lulus tahun lalu aja kalah sama cewe kemarin. Beuh..cakep banget sumpah ngga boong."

"Yang bener? Masa? Ka Chika udah paling cantik keles."
Ucap Christian tidak terima kaka kesayangan nya di kalahkan oleh perempuan yang Zee ceritakan.

"Ngga. Sekarang gue udah punya jagoannya, bisa kapan kapan kita adu."
Ujar Zee penuh yakin bahwa jagoannya pasti yang paling cantik.

"Boleh, siapa takut."

Setelah mereka masuk kelas, tak lama bel masuk berbunyi.

Kali ini Zee terlihat tidak fokus belajar karena penasaran akan sosok gadis yang dia temui kemarin. Rasa rasanya dia tidak sabar ingin bertemu lagi. Karena itulah jam pelajaran kali ini menjadi semakin terasa lama bagi Zee.

Setelah lama menunggu sampai suntuk, akhirnya bel yang Zee tunggu berbunyi.

Zee yang sudah tidak sabar itu lekas keluar kelasnya tak lupa menarik Christian dan keduanya pergi ke lapangan basket bahkan sebelum guru mereka keluar kelas.

"Ihh! Sabar napa. Cape lari tahu."
Christian nampak kesal karena Zee mengajaknya ke lapangan bukannya ke kantin.

"Kita ngga boleh telat. Nanti dia bisa pergi."
Balas Zee yang mengitari sekitar area lapangan.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang