Seventeen

1.7K 158 19
                                    

2016




"Tuan...di depan itu mobil nyonya..."

Zee mengangkat wajahnya. Ekspresi sedihnya lenyap dan munculah kembali ekspresi panik.

"Pepet, Pak....pepet!!."

Supir pribadi Zee berusaha mendekati mobil Marsha. Sedikit demi sedikit mobil itu mendekat karena jalanan memang sedikit ramai.

"Ayo pak...sedikit lagi."

"Ini ngga bisa...mobilnya pada salip salipan. Udah mirip arena balapan ini."

Zee pun ingat waktu disaat Marsha kecelakaan. Waktu itu terjadi kecelakaan beruntun. Mungkin situasinya seperti ini. Zee tidak bisa berfikir jernih saat ini karena kecepatan mobil Marsha pun terus meningkat. Dan banyaknya kendaraan membuat sulitnya supirnya menyalip.

"Marsha! Marsha!! Ini aku!! Azizi! Marsha!!."

Meski masih cukup jauh, Zee tetap berteriak memanggil Marsha. Siapa tahu Marsha melihatnya dari spion mobil.

"Tuhan!! Aku ingin dia selamat! Selamat kan dia....lindungi dia, Tuhan. Aku mohon."

Tak lama mobil Zee berhasil mendekati Marsha setelah susah payah di jangkau supir. Supir pun berinisiatif membunyikan klakson mobil bersamaan dengan Zee yang menyembulkan kepala nya keluar.

"Marsha! Marsha!!."

Tin!

Tin!

Tin!

Dari dalam mobil Marsha melihat Zee mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. Dia sedikit malu melihat tingkah suaminya yang bersikap memalukan itu.

"Dih...kenapa sih."
Ucap Marsha yang tidak menggubris keberadaan Zee.

"Marsha!! Plis!!.."
Mohon Zee.

"Apa?!."

Akhirnya Marsha membuka jendela mobil nya.

"Turun! Cepet turun!. Minggirin dulu mobilnya! Minggir!."

Awalnya Marsha tidak mendengar apa yang Zee katakan. Tapi lewat gerakan tangan Zee, Marsha paham. Di tambah Zee terus berulang ulang mengatakannya sampai dia sadar apa yang Zee katakan.

Dengan teratur dan perlahan Marsha pun menepikan mobilnya. Zee pun lekas ikut menepi di belakang mobil Marsha.

"Marsha!!."

Bugh

Zee berlari dan dengan cepat memeluk Marsha yang baru saja keluar dari mobil. Keduanya pun berpelukan seakan baru bertemu setelah bertahun tahun berpisah.

"Kenapa sih? Ada apa?."
Niat hati ingin memarahi Zee jadi urung ketika Zee justru menangis dalam pelukannya.

"Marsha..."

"Iya...ada apa Azizi?."

"Aku berhasil...aku berhasil."

"Berhasil apa? Proyek kamu sama Adel udah selesai?."

"Kamu Marsha...kamu. Aku berhasil selamat in kamu. Aku punya satu hari yang menyakitkan dan aku berdoa sama tuhan supaya kasih aku kesempatan untuk mengubah satu hari itu suatu saat nanti. Dan...doa aku terkabulkan hari ini."

Zee terus mendekap Marsha sampai sepertinya Marsha susah bernafas.

"Zee...kamu kenapa sih? Aneh banget."

"Gapapa. Mungkin saat ini kamu belum tahu. Aku kasih tahu nanti aja."

Sebelum melepaskan pelukannya, Zee lebih dulu memberikan kecupan manis di bahu dan kedua pipi Marsha.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang