Cinderella

1.4K 183 38
                                    

Ternyata banyak yang harus tertulis jadi karena sebelumnya udah hampir 2k kata jadi ini di lanjut, biar bacanya ngga cape😆😆


...

Dalam perjalanan pulang Marsha hanya bisa diam sambil menikmati jalanan kota di sore hari. Zee yang membawa mobil pun tak mengajaknya berbicara sehingga keheningan memenuhi mobil.

Zee diam karena berfikir harus bagaimana memulai bercerita pada sosok teman kecilnya ini yang bahkan sudah ia sukai sejak dulu.

Marsha yang kala itu mungkin masih berusia 5 tahun pasti tidak mengingat apa yang terjadi di kala mereka bertemu untuk pertama kalinya. Jika saja Zee tidak melihat pipi merah Marsha yang mirip dengan gadis kecil yang dia kenal bernama mochi itu, Zee tidak akan mengenali Marsha setelah dewasa.

"Sha..."
Pada akhirnya Zee mencoba memulai berbicara.

"Hem?."

"Maaf ya, jadi pulang telat."

"Iya."

"Maaf juga jadi nunggu lama tadi."

"Iya."

"Sha?."

"Apa? Kenapa sih manggil manggil mulu?."
Siapa juga yang tidak akan kesal di panggil terus padahal kalau mau bicara yang tinggal bicara.

"Bisa ngga liat aku dulu kalau aku lagi ngomong sama kamu?."

Marsha menarik nafasnya lalu menoleh pada Zee.

"Udah ya?."
Katanya kesal.

"Makasih. Aku cuma mau liat kamu dari dekat. Ternyata masih sama seperti kamu yang dulu."

"Maksudnya?."

"Ngga. Kita udah sampai."

Marsha pun ikut keluar bersama Zee setelah sedikit mengumpat akibat kekesalannya pada Zee.

"Eh, anak papa udah sampai."
Jinan yang baru sampai di rumahnya pun menyambut kedatangan Marsha dan Zee.

"Sore, Om. Maaf anter Marsha nya ke sorean soalnya tadi mampir ke kantor Zee dulu."

"Iya, Zee. Om ngga masalah asal Marsha pulang dalam keadaan baik baik aja."

"Pa? Marsha masuk dulu ya?."
Pamit Marsha.

Jinan hanya mengangguk.

"Kamu mau mampir Zee?."

"Zee mau langsung pulang aja, Om. Lain kali aja."

"Ya udah. Hati hati ya?. Salam buat kakek Harlan."

"Siap Om, Zee pamit. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

Jinan baru masuk rumahnya setelah mobil Zee hilang dari pandangan nya.

Tok

Tok

Tok

"Sha...papa boleh masuk?."

"Masuk aja, Pa."

Jinan membuka pintu kamar anaknya lalu menutupnya kembali. Tersenyum pada anaknya yang sibuk di meja belajar nya.

"Lagi apa anak papa?."

"Gambar. Ada tugas, Pa."

"Boleh ngga papa minta waktunya sebentar?."

Marsha menoleh pada Papanya.

"Kenapa, Pa?."

"Bisa bicara sama Papa sebentar?."

"Bisa. Kenapa?."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang