"Apaa? Zee cape."
Zee mengusap bahunya bekas sapuan tangan Shani yang kesal dengan sikap keras kepalanya sang anak."Kamu ya! Mama itu takut kamu kenapa napa, nurut aja ya? Sekali aja. Mau ya?."
Shani memohon dengan amat sangat lembutnya."Ma, buat apa? Toh umur aku udah ngga akan lama lagi. Percuma."
"Zee, mama mohon. Ayo berjuang sama sama."
Melihat wajah sayu ibunya, Zee pun luluh. "Oke."
Katanya dengan suara lemah.Shani lekas membawa sang anak menuju rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Shani sempat mengabari suaminya agar segera menyusul. Sedangkan di waktu yang bersamaan Marsha juga pergi ke rumah sakit karena tiba tiba saja pusing.
Keduanya tiba secara bersamaan di sebuah rumah sakit. Namun keadaan Zee yang sudah tak berdaya membuat Shani tidak menyadari kehadiran Marsha dan juga kedua orang tuanya.
"Ma..itu bukannya Zee sama tante Shani?."
Marsha menunjuk Shani yang memapah Zee berjalan ke IGD."Oh iya, kenapa di.."
Marsha sudah berlari ke arah Zee dan Shani tanpa menunggu ucapan Jinan selesai.
"Marsha!."
Jinan dan Cindy kemudian menyusulnya karena khawatir.
"Tante Shani."
Shani menoleh. Marsha yang datang dengan deru nafas yang cepat menandakan bahwa gadis itu sehabis berlari mengejarnya.
"Marsha?."
"Ci...Zee kenapa lagi?."
Cindy sampai bersama Jinan."Drop lagi. Cindy, aku takut."
Cindy lekas memeluk sahabatnya itu.
"Sabar ya? Zee pasti baik baik aja."
"Aku takut. Takut banget."
"Papa..."
Marsha berhamburan memeluk Jinan dan menumpahkan tangisnya disana."Cup cup. Kamu bantu doa aja biar Zee baik baik aja."
Hibur Jinan."Dokter Marsha udah kasih jawaban, semoga dia bisa segera membantu. Cici tenang aja. Kita pasti bantu cici sama koko."
Dalam pelukan, Shani mengangguk. Dia tahu banyak sekali orang yang membatu dirinya dan Gracio dalam menyembuhkan sakitnya Zee. Bahkan dokter spesialis yang sangat di andalkan di keluarga Jinan pun di kerahkan untuk membantu meski belum bisa dalam waktu dekat.
Jika kalian ingat, bahwa surat yang Jinan bawa waktu itu adalah surat balasan dari dokter hebat yang selalu Jinan andalkan untuk menyembuhkan keluarganya. Selalu terbukti efektif sehingga Jinan memberikan rekomen pada keluarga Gracio untuk menggunakan dokter tersebut juga.
Namun sayang, dokter tersebut masih berada di luar negeri sehingga belum bisa mambantu. Semoga beliau tercinta bisa segera kembali demi bisa menyelamatkan Zee dalam keputusasaan.
"Hey...jangan.sedih."
Shani beralih pada Marsha. Gadis imut itupun berhamburan memeluk Shani."Tante..."
"Iya sayang. Maafin Zee ya?."
"Tante kenapa bilang maaf, Zee ngga pernah salah."
"Tante minta maaf atas nama Zee, tante takut ngga sempat bilang ke kamu. Seharusnya dia jagain kamu, tapi justru kamu yang jagain dia sekarang. Maaf sudah merepotkan dan membuat kamu harus bisa lawan trauma kamu itu. Maafin tante."
Marsha semakin erat memeluk Shani.
"Marsha gapapa. Asal dia bisa sembuh."
"Terakhir dokter bilang umurnya udah ngga lama. Kita harus belajar ikhlas mulai dari sekarang."