Bab 18
Dosis anestesi yang dia berikan tidak tinggi, setelah berbaring di aula samping sebentar, Raja Deon Chu segera pulih.
Sera duduk di sampingnya dan menyingkirkan semua pelayan yang ditugaskan melayaninya. Suasana aula sangat sunyi sekarang.
Jari-jemari yang kokoh mencekik lehernya hingga dia kesulitan bernafas. Raja Deon Chu tampak seperti binatang buas yang mengamuk menatapnya dengan tajam dan mengutuknya, "Beraninya kau meracuni kakek Kaisar?"
Kepala Sera terangkat, wajahnya memerah, dia berkata dengan susah payah, "Lihatlah ke bawah."
Jarum suntik dengan tabung kecil berisi cairan telah ditancapkan ke paha.
"Kau bisa mencekikku sampai mati, tetapi kau akan mati terlebih dulu sebelum berhasil melakukannya, jadi mengapa tidak mendengarkan perkataanku terlebih dulu?" Sera berkata dengan susah payah, dan penuh amarah.
Tangannya perlahan dilepaskan, tetapi dia menatapnya dengan lebih tajam dan berusaha keras menahan amarahnya.
"Katakan, racun apa yang kau gunakan?" Dia tidak pernah tahu Sera bisa menggunakan racun. Sepertinya dia benar-benar telah meremehkan wanita ini.
Sera mencabut jarumnya dan tersenyum sinis, "Meracuni Kaisar Tertinggi di dalam istana, apakah aku mau cari mati?"
"Katakan!" Dia sudah tidak sabar.
Sera menarik nafas dalam-dalam, "Itu bukan racun, tetapi obat. Kondisi Kaisara Tertinggi tidak terlalu parah, aku sedang menyelamatkannya."
Raja Deon Chu mencibir, "Aku bahkan tidak tahu telah menikahi seorang tabib yang hebat."
Dia berdiri dan menarik tangannya, "Ayo, ikuti aku menemui Kaisar untuk menerima hukumanmu."
Sera jatuh ke lantai dan berusaha melepaskan diri dari tangan kokohnya. Setelah diseret beberapa langkah dia berkata dengan panik, "Baik, aku akan menerima hukumannya, tetapi aku akan mengatakan telah diinstruksi oleh selir Michele."
Raja Deon Chu menampar wajahnya dengan kencang.
Lalu berjongkok, menggunakan kedua jarinya untuk meremas dagu Sera dengan keras sampai hampir meremukkan tulangnya: "Kau cari mati!"
Darah mengalir dari sudut mulut Sera, tetapi karena efek sup solanum, dia tidak merasakan sakit sama sekali.
Namun dia tidak bisa menahan penghinaan ini lagi.
Dia tersenyum sinis dan menancapkan jarum suntik ke paha Raja Deon Chu lagi.
Saat Raja Deon menyadarinya, sudah terlambat, dia mulai merasa mengantuk dan perlahan melepaskan tangannya.
Sera menampar wajah pria itu untuk membalas perbuatannya tadi, dan berkata, "Aku bukan orang yang gsmpang ditindas. Selama ini, kau selalu memukul ku dan mempermalukan aku. Kesabaranku sudah habis, meskipun aku tinggal di istanamu, kau tidak bisa menindasku dengan sesuka hati. Kalau kau hebat, ajukan permintaan pada Kaisar untuk mengizinkan kita berpisah, alih-alih hanya memikirkan reputasimu tetapi selalu menindas seorang wanita, dasar pengecut!"
Tubuh Raja Deon merosot ke lantai, tetapi dia menatapnya dengan tajam seolah-olah ingin menelannya hidup-hidup.
Suntikan pertama tidak berhasil membiusnya dengan total, tetapi suntikan kali ini akhirnya berhasil.
Sera merasa lega, menghirup nafas dalam-dalam lalu mengangkat kepalanya untuk menahan air matanya.
Sekarang bukan waktunya menangis, dia belum menemukan jalan keluar.
Dia mengeluarkan kotak obat dan membukanya. Setiap kali menyentuh lantai, kotak obat akan secara otomatis menjadi lebih besar dan ketika diangkat dari lantai akan menyusut kembali menjadi seukuran kotak korek api, sungguh aneh.
Dia memeriksa obat di dalam.
Sebelumnya kotak obat ini berisi obat untuk luka luar, tetapi sekarang isinya sudah berubah menjadi obat jantung, bahkan ada dua botol Glyceryl Trinitrate.
Aneh sekali. Di laboratoriumnya tidak ada Glyceryl Trinitrate. Bahkan ada beberapa obat di kotak obat ini, seperti tablet propranolol dan tablet salvia, yang juga tidak ada di laboratoriumnya.
Sekarang, semua obat ini ditempatkan dengan rapi di dalam kotak obat.
Yang lebih konyol lagi ada stetoskop di dalam.
Dia duduk di lantai dan tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AdventureSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...