Bab 26
Raja Deon Chu terkejut, dia mengatakan mati pun tidak ingin menjadi selir Chu?
Sungguh konyol, bukankah dia menggunakan segala cara demi menjadi Selir Chu?
"Cepat bangun dan katakan dengan jelas!" Amarah Raja Deon tiba-tiba melonjak, memegang wajah wanita itu dan menepuknya.
Dayang Merry sudah tidak bisa menahan amarahnya, segera berdiri di depan Sera untuk menghalanginya, "Mengapa kau begitu tegas? Raja Deon Chu, mengapa kau menjadi begitu kejam sekarang? Jangankan suami isteri, bahkan dengan orang asing kau juga tidak bisa bertindak seperti ini."
Raja Deon melirik Sera, wajah wanita itu sangat pucat, air mata sudah memenuhi matanya tetapi dia bersikeras untuk tidak meneteskan air mata.
Dia tidak bisa melihatnya lagi, jadi berbalik dan pergi.
Dengan perasaan yang kacau, dia berdiri di bawah pohon menyaksikan dedaunan kuning berputar-putar diterpa angin.
"Raja Deon!" Terdengar suara Michele di belakangnya.
Raja Deon menyingkirkan pikirannya dan membalas tatapannya.
Ketika berjalan, rok yang dia kenakan menyapu lantai, seperti peri yang turun ke muka bumi. Kecantikannya memang selalu begitu mempesona.
Dia adalah kekasih masa kecilnya, tetapi telah menjadi istri orang lain, hatinya masih terasa sakit jika memikirkan ini.
Melihat kegundahan di mata pria itu, Michele merasa agak bangga.
Pria itu masih tidak bisa melupakannya.
Dia mengangkat alisnya dan berkata dengan senang, "Kondisi Kaisar Tertinggi sudah membaik sekarang, sikap Ayah terhadapmu juga mulai berubah, aku merasa senang untukmu."
Dia tidak menanggapi.
Setelah beberapa saat, Michele berkata dengan pelan, "Apakah kau baik-baik saja?"
Raja Deon menurunkan matanya, "Setidaknya aku masih hidup."
Michele tersenyum sedih, "Ya, yang terpenting adalah bertahan hidup. Aku hanya berharap apa yang aku takutkan tidak akan terjadi."
Raja Deon menatapnya, "Apa yang kau takutkan?"
Dengan mata berkaca-kaca Michele berbisik, "Aku khawatir kau dan dia akan memperhebatkan kursi itu suatu hari nanti."
Raja Deon terdiam beberapa saat, lalu perlahan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak memikirkannya. Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah berjanji padamu, jadi pasti akan menepatinya."
Michele menghela nafas ringan dan menatap wajah tampannya, "Apakah kau tahu? Aku selalu berharap itu adalah kau." Setelah itu, dia mengedipkan matanya dan air mata mengalir di wajahnya. Setelah merasa yakin pria itu telah melihatnya, dia berbalik dan berjalan perlahan.
Raja Deon berdiri kaku di tempatnya tetapi yang dia pikirkan bukan tatapan sedih Michele, tapi waja Sera keras kepala dan menahan kesakitan.
Dayang Merry keluar dengan membawa sebaskom air, dia berdiri di belakangnya sebentar, kemudian berbisik, "Raja Deon, masuklah, semuanya bisa dibicarakan baik-baik."
Raja Deon berbalik dan berjalan masuk, memang ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Sera.
Sera masih berbaring tengkurap di tempat tidur, punggungnya sudah ditutupi pakaian seadanya dan selimut sutra, dia menampakkan setengah wajahnya yang terlihat sangat pucat.
Melihat Raja Deon masuk, dia perlahan menutup matanya, dia merasa sangat lelah.
Raja Deon sudah jauh lebih tenang, menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur, "Kita harus berbincang."
Sera tidak membuka matanya hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Selama tidak menggunakan kekerasan, aku bersedia berbincang kapan saja."
Raja Deon menyipitkan matanya dan melihat luka di sekujur tubuhnya. Ucapannya terdengar tenang dan lembut, namun seperti sedang menyindirnya.
Sera perlahan membuka matanya dan menatapnya, "Tidak perlu menebak-nebak lagi, aku hanya mengutarakan isi hatiku secara gamblang. Jika Raja Deon bersedia berkomunikasi, aku merasa sangat senang. Aku bukan sadomasokis yang hanya akan bekerjasama setelah dipukuli."
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AventuraSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...